Reshuffle Jokowi Diibaratkan Sakit Kanker Diberi Obat Kudis

SiswantoTri Setyo Suara.Com
Kamis, 13 Agustus 2015 | 15:20 WIB
Reshuffle Jokowi Diibaratkan Sakit Kanker Diberi Obat Kudis
Acara pengucapan sumpah jabatan yang dipimpin Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Rabu (12/8). [Setpres/Cahyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Aktivis antikorupsi Ucok Sky Khadafi menilai hasil reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla belum memuaskan.

"Ibaratnya pemerintah Jokowi - JK telah mengidap penyakit kanker yang mematikan, malahan dikasih obat kudis oleh Presiden Jokowi," kata Ucok di Jakarta, Kamis (13/8/2015).

Menteri baru yang dilantik Presiden Jokowi yaitu Darmin Nasution menjadi Menko Perekonomian, Rizal Ramli menjadi Menko Kemaritiman, Sofyan Djalil menjadi Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan menjadi Menko Polhukam, dan Thomas Lembong menjadi Menteri Perdagangan. Kemudian Pramono Anung menjadi Sekretaris Kabinet.

Menurut Ucok menteri yang diganti sebagian besar hanya menteri koordinator bidang ekonomi. Sedangkan, menteri ESDM dan menteri BUMN belum dirombak sama sekali.

Ucok menganggap hal tersebut mengakibatkan pemerintah makin sulit membangun kepercayaan publik.

"Hal ini mengakibatkan akan sulit membangun kepercayaan publik atau pasar karena integritas menteri kordinator bidang ekonomi diragukan. Bila lihat Darmin Nasution, pasti teringat dengan kasus pajaknya Gayus, dan kasus mega korupsi pemerintah SBY, yaitu kasus Century," tambahnya.

Lebih jauh ia mempertanyakan kenapa menteri yang di-reshuffle baru lima orang. Karena menurutnya, kabar yang beredar ada 11 menteri.

"Konon kabarnya, menteri yang akan di-reshuffle berjumlah 11 orang, kok yang di-reshuffle baru enam menteri saja. Jadi saat ini, publik menunggu lima orang lagi yang harus di-reshuffle. Agar kepercayaan rakyat atas pemerintah ini bisa terbangun," ujar Ucok

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI