Suara.com - Pesawat Malaysia Airlines (MAS) MH370 yang hilang sejak lebih dari setahun silam diyakini sempat mengambang sebentar di permukaan Samudera Hindia sebelum tenggelam dalam keadaan utuh, demikian prediksi yang disampaikan seorang pakar komunikasi satelit Malaysia baru-baru ini.
Dalam wawancara dengan kantor berita Malaysia Bernama, sang pakar, Zaaim Redha Abdul Rahman, menyoroti keadaan flaperon sayap yang ditemukan di Pulau Reunion, lepas pantai Madagaskar beberapa waktu lalu. Sedikit kerusakan yang ada pada flaperon tersebut menunjukkan bahwa pesawat Boeing 777-200ER berhasil mendarat darurat dengan selamat di atas air.
"Saya yakin bahwa ketika pesawat kehabisan bahan bakar, dia melayang turun dan mendarat di atas air dengan benturan lembut... itulah mengapa saya yakin bahwa pesawat itu sebagian besar masih utuh," kata Zaaim.
Zaaim adalah salah satu pakar yang terlibat dalam analisis data penerbangan dari satelit untuk menyelidiki keberadaan MH370 tahun lalu.
"Flaperon itu hanya rusak sedikit dan ditumbuhi remis. Hal itu mengindikasikan bahwa flaperon tersebut tidak terpisah dari tubuh pesawat akibat benturan keras... sepertinya itu terlepas secara perlahan," sambungnya.
Menurut Zaaim, jika MH370 bertabrakan keras dengan air, maka akan banyak ditemukan serpihan-serpihan kecil.
"Jika MH370 bertabrakan dengan keras, kita akan menemukan serpihan-serpihan kecil yang mengambang di laut setelah itu terjadi," ujar Zaaim.
Senada dengan Zaaim, pakar penerbangan Australia Neil Hansford juga menyatakan pandangan serupa soal flaperon tersebut.
"Apa yang ditunjukkan (oleh flaperon) ini adalah bahwa pesawat jatuh ke air dengan pola tabrakan yang dikendalikan, dan ketika mesin menabrak air, flaperon ini terlepas," kata Hansford seperti dikutip AFP.
Pesawat MAS MH370 hilang saat melakukan penerbangan dari Kuala Lumpur, Malaysia, menuju Beijing, Cina. Pesawat tersebut membawa 239 penumpang dan kru. (News.com.au)