Suara.com - Ledakan pertama yang terjadi di pelabuhan Tianjin, Cina, hari Rabu (12/8/2015), setara dengan ledakan tiga ton bahan peledak Trinitrotulene (TNT), sementara ledakan kedua setara dengan 21 ton TNT, demikian dilaporkan Xinhua. Xinhua menyebut, ledakan berasal dari sebuah gudang yang terletak di pelabuhan tersebut.
Berdasarkan penelusuran kantor berita Cina tersebut, gudang itu dimiliki Tianjin Dongjiang Port Ruihai International Logistics. Pada laman situsnya disebutkan bahwa mereka adalah perusahaan yang dipercaya pemerintah menangani "barang-barang berbahaya". Belum ada keterangan resmi dari pihak perusahaan.
Berdasarkan hasil penilaian yang diterbitkan badan inspeksi lingkungan pemerintah pada tahun 2014, fasilitas gudang tersebut dirancang untuk menyimpan beberapa bahan kimia berbahaya seperti butanone, semacam larutan industri peledak, sodium sianida, dan compressed natural gas (CNG).
CCTV melansir, seseorang dari perusahaan terkait telah diamankan pihak berwajib menyusul insiden ini.
Hingga berita ini diturunkan, ledakan di kawasan tersebut telan menewaskan sedikitnya 44 orang. Dua belas diantaranya adalah petugas pemadam kebakaran. Sementara itu, sedikitnya 520 orang cedera dalam insiden tersebut.
Warga mendatangi sejumlah rumah sakit untuk mencari kabar soal kerabat mereka. Sebagian korban luka akibat terkena pecahan kaca dan serpihan dari ledakan. (Reuters)