Kelompok Simpatisan ISIS Penggal Warga Negara Kroasia

Ruben Setiawan Suara.Com
Rabu, 12 Agustus 2015 | 19:45 WIB
Kelompok Simpatisan ISIS Penggal Warga Negara Kroasia
Ilustrasi. (Shutterstocks)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi afiliasi ISIS di Mesir mempublikasikan sebuah foto yang memperlihatkan mayat tawanan Kroasia dengan kepala terpenggal. Menurut keterangan layanan monitoring SITE, ISIS sudah mengancam akan membunuh tawanan tersebut sejak pekan lalu.

Kantor berita Reuters belum dapat memferivikasi kebenaran foto tersebut. Pada foto tertulis keterangan: "membunuh tawanan Kroasia, atas keterlibatan negaranya dalam perang melawan ISIS, setelah tenggat waktunya berakhir...".

Jika foto tersebut terbukti kebenarannya, maka ini akan jadi pemenggalan tawanan Barat pertama yang dilakukan Sinai Province, sebuah kelompok di Mesir yang semula bernama Ansar Bayt al-Maqdis. Mereka mengubah namanya setelah menyatakan kesetiaanya pada ISIS.

Seorang juru bicara Kementerian Dalam Negeri Mesir mengaku sudah mendengar berita tersebut. Namun, mereka masih akan menyelidiki kebenarannya terlebih dahulu.

Sementara itu, ketika diminta konfirmasi, Kedutaan Besar Kroasia belum mau berkomentar dan menyerahkan seluruh penyampaian informasi kepada Kementerian Luar Negeri Kroasia.

Foto korban pemenggalan tersebut beredar di kalangan pengguna Twitter simpatisan kelompok Sinai Province. Dalam foto, potongan kepala si lelaki diletakkan di atas tubuhnya, sementara sebilah pisau tertancap di pasir dengan bendera ISIS sebagai latar belakang.

Pekan lalu, sebuah video online yang diduga dirilis oleh Sinai Province memperlihatkan seorang lelaki yang menyebut dirinya bernama Tomislav Salopek. Salopek mengatakan, kelompok tersebut akan membunuh dirinya jika perempuan Muslim di penjara-penjara Mesir tidak dibebaskan dalam kurun waktu 48 jam.

Perusahaan geneologi minyak dan gas Ardiseis Egypt membenarkan bahwa salah satu karyawannya ada di dalam video tersebut. Karyawan tersebut diculik pada 22 Juli lalu saat sedang berkunjung ke Kairo, Mesir. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI