Suara.com - Negeri di atas awan, Nepal, untuk pertama kalinya di kawasan Asia menerbitkan paspor khusus untuk jenis kelamin ketiga alias transgender.
Aktivis HAM, Monica Shahi (47), menjadi penerima pertama paspor tersebut yang dipujinya sebagai terobosan baru.
Paspor tersebut mencatat ikon atau huruf "O" pada kolom keterangan pilihan jenis kelamin, selain perempuan dan lelaki.
"Saya tidak bisa menggambarkan kebahagiaan hari ini. Negara saya mengakui dan menghargai jati diri saya," kata Monica kepada AFP, Senin (10/8/2015).
"Perjuangan saya bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk generasi mendatang. Kini semua orang yang seperti saya bisa mendapatkan layanan ini,” tambah Monica.
Nepal memperkenalkan pengakuan untuk jenis kelamin ketiga pada Januari 2013 bagi orang-orang yang mendaftarkan pencatatan tindakan mengubah kelaminya dalam surat keterangan kewarganegaraan mereka.
Lima bulan kemudian Mahkamah Agung memerintahkan pemerintah untuk memberikan pilihan jenis kelamin ketiga di dalam paspor.
Seluruh kelompok aktivis hak asasi kaum lesbian dan homoseksual serta transgender menyambut gembira langkah tersebut.
"Pengakuan di paspor ini merupakan buah dari perjuangan panjang dan hari ini kami bangga karena negara kami sudah mengambil langkah tersebut," kata Pinky Gurung, ketua Masyarakat Berlian Biru, yaitu kelompok HAM khusus bagi kaum lesbian dan homoseksual.
Nepal adalah negara di Asia Selatan dengan kebijakan progresif di bidang homoseksual.
Meskipun demikian kelompok masyarakat transgender dan para homoseksual di Nepal sudah lama mengeluh perlakuan diskriminatif dan kesulitan yang mereka alami untuk mendapat pengakuan jati diri secara resmi. (AFP/Antara)