Suara.com - Hamidah, ibu kandung Engeline Margriet Megawe (Angeline), mengaku kaget dan takut ketika rumahnya didatangi lima orang yang mengaku anggota Polres Banyuwangi, Jawa Timur, Senin (10/8/2015) sekitar pukul 15.30 Wita. Mereka bilang suruhan Ketua Tim Reaksi Cepat Komisi Nasional Perlindungan Anak Indonesia Naomi Werdisastro.
"Tadi ada lima orang polisi dari Polres Banyuwangi yang ke rumah, katanya mereka orangnya bu Naomi minta kepada saya untuk tidak mempermasalahkan uang sumbangan untuk Angeline yang nilainya Rp30 juta," katanya Hamidah dihubungi via telepon Senin (10/8/2015) malam.
Kelima orang tersebut meminta Hamidah jangan mendengarkan masukan orang terkait uang Rp30 juta yang saat ini dibawa Naomi.
Kedatangan lima orang itu semula diungkapkan oleh juru bicara sekaligus pendamping hukum Pusat Pelayanan Terpadu Kota Denpasar Siti Sapurah.
Kelima orang yang datang terdiri dari dua perempuan dan tiga lelaki. Salah seorang mengenakan seragam dengan Reno. Empat lainnya mengenakan pakaian sipil.
"Mereka katanya mengaku orang suruhan Naomi, meminta bu Hamidah jangan mempermasalahkan uang sumbangan sebesar Rp30 juta. Karena uang itu sudah di pakai untuk beasiswa kakak dan adiknya Angeline," kata Siti di Denpasar.
Kelima orang itu, kata Siti, berjanji akan membantu Hamidah untuk menyelenggarakan peringatan 100 hari kematian Angeline pada 26 Agustus 2015.
Mereka juga berjanji akan datang seminggu lagi dan membawa uang untuk biaya peringatan.
Angeline diadopsi Margaret sejak umur tiga hari pada 2007. Sejak itu, Angeline belum pernah bertemu orangtua kandung, Hamidah dan Rosidik.
Dalam kasus pembunuhan Angeline, polisi sudah menetapkan dua orang menjadi tersangka kasus pembunuhan. Pertama, Agus, orang yang pernah menjadi pembantu Margaret dan kedua Margaret. Sebelumnya, Margaret juga sudah ditetapkan menjadi tersangka kasus penelantaran anak.
Bocah kelas 2-B di SDN 12 Kesiman, Sanur, Denpasar, sebelumnya dilaporkan orangtua angkatnya hilang pada Sabtu (16/5/2015).
Tapi ternyata, jasad Angeline ditemukan dalam kondisi terkubur di halaman belakang rumah Margaret, dekat kandang ayam, Rabu (10/6/2015).
Jenazah Angeline ditemukan dalam keadaan tertelungkup memeluk boneka barbie dan dibungkus kain sprei putih.
Dari hasil autopsi RS Sanglah, di lehernya ditemukan bekas jeratan dan banyak sekali tanda kekerasan akibat benda tumpul, bahkan sundutan rokok di tubuh bocah tersebut. Kekerasan yang diterima Angeline diduga sudah berlangsung lama. (Luh Wayanti)