Peta Ini Tunjukkan Negara Mana Saja yang Jadi Incaran ISIS

Ruben Setiawan Suara.Com
Senin, 10 Agustus 2015 | 17:24 WIB
Peta Ini Tunjukkan Negara Mana Saja yang Jadi Incaran ISIS
Peta kawasan yang ditargetkan ISIS untuk tunduk di bawah kendalinya. (Metro)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kelompok ISIS disinyalir hendak menguasai sebagian besar kawasan dunia pada tahun 2020 silam. Perkiraan itu dibuat berdasarkan sebuah peta dalam buku Empire of Fear: Inside the Islamic State yang ditulis wartawan BBC, Andrew Hosken.

Andrew mengatakan, ISIS berencana menguasai kawasan Timur Tengah, Afrika Utara, dan sebagian Eropa dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Dalam peta yang dimuat di buku Andrew, kekhalifahan tersebut membentang ke utara hingga pegunungan Pirenia dan Balkan, ke selatan hingga Afrika tengah, serta membentang dari pesisir barat Afrika hingga perbatasan Cina.

Namun, Andrew, seperti dikutip Daily Record, optimistis bahwa ISIS akan berhasil mencapai target tersebut.

"Ketika mereka sudah membentuk kekhalifahan, mereka berencana melawan seluruh dunia," kata Andrew.

"Mereka ingin seluruh dunia berada di bawah kendali mereka," lanjut Andrew.

"Ada 60 negara yang melawan mereka, termasuk Amerika Serikat dan Rusia, jadi siapapun merasa itu tidak akan mungkin terjadi," ujar Andrew.

"Tapi perlu dicatat, semua orang juga sebelumnya tak menyangka ISIS bisa sejauh ini," kata Andrew.

Dalam bukunya, Andrew mengatakan, ISIS sudah merancang tujuh langkah untuk mencapai tujuannya. Mereka memulainya pada era tahun 1990-an. Salah satunya adalah dengan memprovokasi Amerika Serikat untuk berperang melawan dunia Islam pada awal era tahun 2000-an. ISIS juga dituding jadi otak di belakang gelombang pemberontakan di negara-negara Arab antara tahun 2010 hingga tahun 2013.

ISIS, kata Andrew, sudah berhasil menciptakan ketidakstabilan di Irak dan Suriah. Kini, mereka dituding tengah menciptakan kekacauan di Arab Saudi dan Libya. ISIS juga disebut hampir berhasil menghancurkan sektor pariwisata Tunisia.

"Kekhawatiran utamanya adalah bahwa semakin lama mereka berada di sana, semakin besar kemungkinan mereka membangun senjata biologi dan senjata kimia," ujar Andrew.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI