Suara.com - Bus gandeng Transjakarta merek Scania dianggap tidak memenuhi persyaratan. Berdasarkan informasi yang terdapat pada stiker uji KIR, peruntukan kendaraan ini bukan untuk orang, tapi untuk barang. Kapasitasnya pun cuma 41 orang.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Andri Yansyah mengaku tidak tahu mengapa stiker uji KIR pada bus tersebut menyebutkan seperti itu. Padahal, kata dia, secara kasat mata bus gandeng Scania sangat memadai untuk transportasi massal.
"Scania kasat mata kok, saya belum pernah dengan (pengguna) Scania nggak puas, pasti puas semua. Kalau kursi lihat saja kan kualitasnnya, kan kasat mata kelihatan. Masa bus segitu gedenya cuma muat 39 dan 41 orang saja. Bus segitu gede masukin 140-160 juga muat. Ya semoga orang di sana supaya sadar," ujar Andri di Balai Kota Jakarta, Senin (10/8/2015).
Saat ini, Dinas Perhubungan tengah menunggu jawaban dari KIR tentang stiker yang jadi masalah tersebut.
"Ya nanti kita lihat dulu," ujarnya.
Terkait apakah kasus ini ulah barisan sakit hati di Dinas Perhubungan DKI Jakarta karena instansi ini dipimpin Andri yang notabene berlatarbelakang camat, bukan perhubungan, Andri mengatakan tidak mempermasalahkan sikap seperti itu.
"Urusan suka nggak suka emang saya pikirin, begitu aja, yang penting kita kerja yang bener, dah," ujarnya.
Yang terpenting, kata Andri, pelayanan kepada masyarakat utamanya transportasi bisa ditingkatkan. Andri berupaya jangan sampai kecemburuan seperti itu membebaninya kerjanya.
"Ya dishub inginnya jadi pelayan masyarakat yang baik, bisa berkolaborasi perusahaan yang bisa menciptakan transportasi yang dibutuhkan oleh masyarakat, yang bisa cakep, nyaman, yang penting naik nyaman aman, tepat waktu. Itu saja (yang diinginkan) masyarakat," ujar Andri.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan bus Transjakarta merek Scania tidak ada masalah dan dapat mengaspal untuk melayani penumpang.
"Scania itu nggak ada masalah. Ini saya justru mulai suudzon. Kelihatan orang-orang ingin menjatuhkan Scania. Makanya saya sedang mau teliti Kepala uji KIR ini ada maksud apa," kata Ahok.
Ahok menuding orang yang menyebarkan informasi tersebut merupakan barisan sakit hati di Dinas Perhubungan.
"Ini banyak sekali barisan sakit hati di Dishub. Orang bukan perhubungan dipimpin yang bukan dishub. Orang yang sekolah dishub gigit jari," kata dia.
Ahok juga menuding bila proses KIR juga tidak rapi. Beberapa kali, Ahok mengaku menemukan praktik calo dalam uji KIR.