Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menegaskan bus Transjakarta merek Scania tidak ada masalah dan dapat mengaspal untuk melayani penumpang.
"Scania itu nggak ada masalah. Ini saya justru mulai suudzon. Kelihatan orang-orang ingin menjatuhkan Scania. Makanya saya sedang mau teliti Kepala uji KIR ini ada maksud apa," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Seperti diketahui, beberapa hari terakhir ramai pemberitaan bus gandeng Transjakarta merek Scania diduga tak memenuhi persyaratan. Menurut informasi yang beredar, dalam keterangan yang terdapat pada stiker uji kir, bus ini peruntukannya bukan untuk orang, melainkan untuk barang dan dengan kapasitas hanya untuk 41 orang.
Ahok menuding orang yang menyebarkan informasi tersebut merupakan barisan sakit hati di Dinas Perhubungan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta karena instansi ini bukan dipimpin oleh orang berlatarbelakang perhubungan. Kepala Dinas Perhubungan sekarang bernama Andri Yansyah. Dia mantan camat Jatinegara, Jakarta Timur.
"Ini banyak sekali barisan sakit hati di Dishub. Orang bukan pergubungan dipimpin yang bukan dishub. Orang yang sekolah dishub gigit jari," kata dia.
Ahok juga menuding bila proses KIR juga tidak rapi. Beberapa kali, Ahok mengaku menemukan praktik calo dalam uji KIR.
"Orang KIR yang biasa bagi-bagi duit gimana? Brengsek sekali ini. Waktu itu kan pernah ketangkep sama KPK," kata Ahok.
Terkait dengan keterangan dalam stiker KIR yang menyebutkan angkutan barang, menurut Ahok, itu hanya kesalahan administrasi.
Ahok menekankan proses Scania dipakai untuk bus Transjakarta sudah secara profesional.
Ahok curiga ada "jebakan Batman." Karenanya, dia akan hati-hati dalam menyikapi kasus Scania.
"Saya curiga ini banyak "jebakan Batman" di sini. Tanda tangan saya aja bisa dimainin kok bisa diisengin. Biasa lah sabotase orang yang nggak bisa korup lagi kali ya, nggak bisa main lagi," ujarnya.
Sementara itu, PT. Transportasi Jakarta akan meminta penjelasan kepada PT. United Tractors selaku Agen Pemegang Merek dan Karoseri Laksana yang mengurus perizinan beserta pembangunan bus Scania.
Saat perakitan, katanya, bus sudah dirancang untuk transportasi masal. Dalam uji KIR saat perakitan melibatkan Dinas Perhubungan, Semarang, Jawa Tengah, dan dinyatakan lolos.
"Di situ tertulis bahwa Berat Kosong Kendaraan adalah 19,3 Ton, sementara Gross Vehicle Weight atau GVW yang mencerminkan berat bus dalam keadaan penuh penumpang adalah 26 Ton." kata Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta Antonius N. S. Kosasih.
Berdasarkan data tersebut, jika dihitung sesuai peraturan bahwa berat satu penumpang 60 kilogram. Artinya, bus tersebut dapat mengangkut sekitar 111 penumpang.
"Dari Surat Registrasi Uji Tipe (SRUT) yang pihak Karoseri Laksana terima, berat kosong 19,6 ton dan berat penumpang penuh 26 ton. Jadi, seharusnya sama," kata dia.
Namun, Kosasih akan tetap menyurati pihak United Tractors dan Karoseri Laksana terkait jumlah penumpang yang tertulis hanya 39 orang dalam stiker uji KIR.
Kosasih menduga angka 39 tersebut karena menyesuaikan dengan jumlah tempat duduk.
"Pihak Karoseri Laksana juga menyatakan akan mengkonfirmasikan kembali hal ini usai menemui Dinas Perhubungan Semarang selaku pihak yang menerbitkan angka pertama dan tempat armada bus tersebut dibangun," kata Kosasih.
"Pada dasarnya, kami percaya bus Scania ini secara teknis memenuhi syarat karena sudah digunakan untuk mengangkut penumpang di berbagai negara di luar Indonesia, dan bus ini memiliki spesifikasi daya angkut yang sama dengan bus-bus articulated lainnya yang sudah ada," Kosasih menambahkan.