"Saya curiga ini banyak "jebakan Batman" di sini. Tanda tangan saya aja bisa dimainin kok bisa diisengin. Biasa lah sabotase orang yang nggak bisa korup lagi kali ya, nggak bisa main lagi," ujarnya.
Sementara itu, PT. Transportasi Jakarta akan meminta penjelasan kepada PT. United Tractors selaku Agen Pemegang Merek dan Karoseri Laksana yang mengurus perizinan beserta pembangunan bus Scania.
Saat perakitan, katanya, bus sudah dirancang untuk transportasi masal. Dalam uji KIR saat perakitan melibatkan Dinas Perhubungan, Semarang, Jawa Tengah, dan dinyatakan lolos.
"Di situ tertulis bahwa Berat Kosong Kendaraan adalah 19,3 Ton, sementara Gross Vehicle Weight atau GVW yang mencerminkan berat bus dalam keadaan penuh penumpang adalah 26 Ton." kata Direktur Utama PT. Transportasi Jakarta Antonius N. S. Kosasih.
Berdasarkan data tersebut, jika dihitung sesuai peraturan bahwa berat satu penumpang 60 kilogram. Artinya, bus tersebut dapat mengangkut sekitar 111 penumpang.
"Dari Surat Registrasi Uji Tipe (SRUT) yang pihak Karoseri Laksana terima, berat kosong 19,6 ton dan berat penumpang penuh 26 ton. Jadi, seharusnya sama," kata dia.
Namun, Kosasih akan tetap menyurati pihak United Tractors dan Karoseri Laksana terkait jumlah penumpang yang tertulis hanya 39 orang dalam stiker uji KIR.
Kosasih menduga angka 39 tersebut karena menyesuaikan dengan jumlah tempat duduk.
"Pihak Karoseri Laksana juga menyatakan akan mengkonfirmasikan kembali hal ini usai menemui Dinas Perhubungan Semarang selaku pihak yang menerbitkan angka pertama dan tempat armada bus tersebut dibangun," kata Kosasih.
"Pada dasarnya, kami percaya bus Scania ini secara teknis memenuhi syarat karena sudah digunakan untuk mengangkut penumpang di berbagai negara di luar Indonesia, dan bus ini memiliki spesifikasi daya angkut yang sama dengan bus-bus articulated lainnya yang sudah ada," Kosasih menambahkan.