Suara.com - Satu hari menjelang penutupan pendaftaran calon wali kota dan wakil wali kota Surabaya, hanya satu calon pasangan yang sudah mendaftarkan maju di Pilkada Surabaya, yakni Tri Rismaharini - Whisnu Sakti Buana. Bila sampai hari penutupan pendaftaran calon, Selasa besok tetap tidak ada calon lain yang mendaftar, dipastikan Pilkada Surabaya akan mundur hingga 2017.
Satu pasang calon yang diusung PAN dan Partai Demokrat, Rasiyo-Dhimam Abror sebagai bakal calon wali kota-wakil wali kota Surabaya, dikabarkan batal maju karena belum ada titik temu kedua partai dalam menentukan posisi siapa cawali dan cawawali.
Dhimam Abror saat dihubungi Antara di Surabaya, Minggu malam (9/8/2015), tidak membenarkan dan tidak menyalahkan adanya kabar tersebut. Ia enggan berbicara lebih jauh seputar gagalnya duet Rasiyo dengan dirinya.
"Maaf saya tidak tahu persis soal itu. Kalau soal dengar kabar itu, saya juga dengar. Lebih baiknya tanya Pakde Karwo (Ketua DPD Demokrat Jatim) saja," kata Abror.
Sementara itu, informasi Antara menyebutkan bahwa pada Minggu malam ini terjadi tarik ulur antara PAN dan Demokrat. Hal ini dikarenakan PAN menghendaki untuk posisi calon wali kota adalah Dhimam Abror dan calon wakil wali kotanya Rasiyo. Sedangkan Demokrat sebaliknya Rasiyo sebagai calon wali kota dan calon wakil wali kotanya Dhimam Abror.
Selain itu, baik Rasiyo maupun Abror sama-sama tidak berkenan duduk di posisi calon wakil wali kota. Keduanya ngotot sama-sama ingin menduduki posisi calon wali kota.
"Keduanya sama-sama ngotot pada pendiriannya, sehingga terjadi kebuntuhan. Duet ini gagal karena Pak Rasiyo malam ini menyatakan tidak mau dicalonkan. Tentunya ini merepotkan juga bagi Pakde Karwo, sehingga harus menformat ulang," kata sumber yang tidak mau disebutkan namanya.
Eks Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur Rasiyo sebelumnya meminta agar publik menunggu keputusannya maju atau tidak dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Surabaya yang dijadwalkan berlangsung Desember 2015.
"Tunggu saja nanti, semua masih belum pasti juga kok," ujarnya.
Kendati demikian, ia tak menampik jika sejumlah partai politik mulai mendekati dan memintanya maju sebagai orang nomor satu di "Kota Pahlawan", sekaligus bersaing melawan pasangan petahana Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana.
Bahkan, Komisaris Utama Bank UMKM Jatim tersebut juga tidak membantah ada pembahasan yang membicarakan dan mengusulkan agar dirinya maju dalam Pilkada Surabaya.
"Kalau ketemu pimpinan partai politik sudah sering malahan. Apalagi mereka semua teman-teman saya. Ketua Partai Demokrat, Ketua PAN, Ketua Partai Gerindra, semuanya kawan-kawan saya," ucapnya.
Sekretaris DPD Demokrat Jatim Boni Laksamana mengatakan, mencuatnya duet Rasiyo-Abror terkait nama bakal cawali-cawawali Surabaya pihaknya belum berani memunculkan dulu.
"Tapi, yang jelas Demokrat serius memuncukan calon. Kami masih menggodok nama-nama itu. Nanti kalau memunculkan nama, tapi tidak jadi, kan kasihan yang bersangkutan," katanya.