Dia menyampaikan masyarakat Bali yang mayoritas beragama Hindu meyakini ada faktor lain yang memicu tindakan di luar nalar tersebut. Wagub berharap, tawur yang digelar dapat memberi vibrasi positif agar desa adat tersebut kembali bersih dari kekotoran niskala. Dengan demikian, peristiwa serupa tidak akan terulang di kemudian hari.
"Kami berharap tidak ada kejadian yang mengerikan lagi,"pungkasnya.
Sementara itu, upacara Wraspati Kalpa Pangrsi Gana untuk membersihan dan menetralisir dampak buruk dari tragedi pembunuhan Angeline itu menghabiskan dana sekitar Rp70 juta.
Prajuru (petugas adat) desa adat Bumi Kebonkuri, Kesiman, Denpasar, I Ketut Sutapa mengatakan, upacara ini menghabiskan dana sekitar Rp70 juta. Dana tersebut dana dari iuran desa adat, dan dari pemerintah provinsi.
"Kami tidak bisa melakukan upacara ini sendirian. Kami mendapatkan bantuan dari pemerintah," ujarnya di lokasi acara.
Dana tersebut untuk membeli keperluan upacara. "Upacara ini memang membutuhkan dana yang tidak sedikit. Karena memang membutuhkan sesajen (banten) yang banyak," terangnya.
Seperti diketahui, banten atau sesajen itu ada beberapa macam. Seperti ada banten dengan isian beras dengan warna-warni. Selain itu ada anjing berwana cokelat dan bermoncong hitam, serta ada beberapa ekor ayam. (Luh Wayanti)