Suara.com - Pengurus sebuah sekolah untuk warga Yahudi dan Arab di Yerusalem melapor ke polisi menyusul adanya ancaman yang diunggah ke aplikasi navigasi milik Google, Waze.
"Sekolah Dwi Bahasa - Semoga Nama Mereka akan Lenyap", demikian bunyi komentar yang ditulis dengan bahasa Ibrani tersebut.
Komentar itu ditambahkan pada lokasi sekolah tersebut di peta Waze, aplikasi yang banyak digunakan di Israel dan beberapa negara lain termasuk Indonesia.
Menyusul laporan dari pihak sekolah, Waze langsung menghapus komentar tersebut dari aplikasi mereka. Seorang sumber dari Waze mengatakan, komentar tersebut dibuat oleh seorang pengguna yang punya izin untuk membuat daftar tujuan di peta Waze. Namun, saat ini Waze sudah menutup akses si pengguna yang bersangkutan.
"Saya sudah berkomunikasi dengan polisi dan saya akan mengajukan komplain," kata Kepala Sekolah Hand in Hand, Nadia Kinani.
Insiden yang berbau kebencian bukan kali ini saja terjadi. Bulan lalu, pengadilan Israel memenjarakan dua orang bersaudara dari kelompok sayap kanan Yahudi atas pembakaran yang dilakukan di sebuah ruang kelas sekolah tersebut.
Sejak terhentinya pembicaraan damai dengan Palestina pada bulan April 2014 silam, kerap terjadi insiden berbau kebencian di Israel. Pada sebuah serangan yang terjadi pada 31 Juli lalu, sejumlah ekstrimis Yahui membakar rumah warga Palestina di Duma, dan menewaskan seorang bayi berusia 18 bulan beserta ayahnya. (Reuters)