Mayat Hayriantira Tak Teridentifikasi Karena Sidik Jari Rusak

Jum'at, 07 Agustus 2015 | 07:17 WIB
Mayat Hayriantira Tak Teridentifikasi Karena Sidik Jari Rusak
Mayat perempuan
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kepolisian Resort Garut, Ajun Komisaris Besar Polsi Arif Rachman mengatakan, saat ditemukan pada 31 Oktober 2014 lalu, jenazah Hayriantira tidak dapat diidentifikasi karena sidik jari korban sudah rusak.

"Jenasah korban tidak dapat kita identifikasi, karena "finger print" korban sudah rusak," kata Arif di Hotel Cipaganti, Garut, Kamis (6/8/2015).

Arif mengatakan, pihaknya memakai perangkat identifikasi yang dinamakan automatic machine identification. Namun, upaya itu sia-sia karena rusaknya sidik jari korban lantaran terendam selama 24 jam dalam bak rendam air panas.

"Kita lakukan olah TKP dan finger print yang menggunakan alat yang disebut mobile automatic machine identification. Kami lalukan itu tapi tidak muncul karena datanya tidak masuk ke dalam database tersebut. Dan kondisi "finger print" dari korban dalam kondisi rusak, karena korban sudah terendam sekitar 24 jam di bak air panas dan kondisi membengkak," ujarnya.

Sejak saat itu, identitasnya tidak pernah terlacak. Jenazah perempuan yang akrab disapa Rian itu pun dimakamkan di Garut bersama mayat tanpa nama lainnya.

Belakangan, diketahui bahwa Rian ternyata korban pembunuhan. Polda Metro Jaya mengamankan AW, teman dekat korban, yang dijadikan tersangka pembunuh Rian. Arif berterimakasih kepada Polda Metro Jaya, karena berhasil mengamankan AW yang merupakan tersangka kasus pembunuhan Hayriantira.

"Nanti lebih lebih jelasnya akan disampaikan oleh Direktur kriminal umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Krishna Murti yang ditempat kami merupakan kasus temu mayat, dan pembunuhan," tambah Arif.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI