Suara.com - Isu perombakan kabinet yang dikabarkan akan dilakukan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla usai Lebaran, membuat sejumlah politisi ikut gerah.
Kelompok relawan Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi menyarankan Presiden melakukan perombakan kabinet ekonomi menyusul kondisi ekonomi yang tidak kunjung membaik.
"Kami setuju kalau ada reshuffle, orang kan mengeluhkan kinerja ekonomi tidak bagus, tidak sesuai harapan, tidak sesuai nawacita dan Seknas Jokowi berkomitmen mengawal Program Nawacita," kata Ketua Seknas Jokowi Muhammad Yamin di Kantor Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Jakarta, seperti dilansir Antara, Rabu, (6/8/2015).
Muhammad Yamin bersama 14 pengurus organisasi itu pada hari ini melakukan pertemuan dengan Wantimpres. "Kami diterima diterima Ketua Wantimpres Sri Adiningsih dan Anggota Wantimpres Sidharta Danusubroto," katanya.
Ia menyebutkan kondisi perekonomian saat ini tidak seperti yang diperkirakan dan diharapkan sehingga harus diambil langkah-langkah yang signifikan salah satunya bagaimana kabinet ekonomi harus bekerja lebih baik.
Siapa menteri layak diganti?
Setelah isu reshuffle sempat reda pada saat puasa ramadan dan libur lebaran, kini isu perombakan kabinet Jokowi mulai berhembus kencang kembali. Apalagi didorong kondisi perekonomian nasional yang tak kunjung membaik. Pertumbuhan ekonomi melambat hingga di bawah 5 persen, hingga nilai tukar dollar terhadap rupiah yang masih terkerek di atas Rp 13.400..
Menteri -menteri bidang ekonomi paling sering disebut berpeluang besar dirombak. Seperti Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, Menteri Keuangan Bambang Brojonegoro, Kepala Bappenas Andrinof Chaniago hingga Menteri BUMN Rini Soemarno.
Sejumlah nama disebut-sebut layak untuk menduduki posisi tersebut. Dari mantan Menko era Gus Dur, Rizal Ramli, Darmin Nasution, Sri Mulyani Indrawati hingga sejumlah ekonom yang selama ini populer di media.
Tak kalah seru dua Menko, yakni Menko Polhukam Tedjo Edhie Purdijatno dan Menko Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Indonesia Puan Maharani. Meski terdengar santer, namun hitung-hitungan politik menteri Tedjo dinilai berpeluang besar terpental dari kursi Menko.