Suara.com - Tak tahan hidup sendiri, etnis Rohingya yang ditampung sementara di kamp pengungsian Blang Adoe, Kecamatan Kuta Makmur, Aceh Utara, minta menikah. Ada delapan pasangan yang mengutarakan keinginan tersebut. Mereka mengaku sudah saling menyinta.
"Ada delapan pasangan yang mengutarakan keinginan mereka untuk menikah. Mereka sudah kita data dan semua berumur di atas 18 tahun," kata Humas Komite Nasional untuk Solidaritas Rohingya, Sulaiman Daud, Kamis (6/8/2015), yang dihubungi dari Banda Aceh.
Menurutnya keinginan manusia perahu dari Myanmar juga sudah disampaikan kepada imigrasi dan UNHCR. Dari sejumlah pengungsi yang ada, sebagian dari mereka bahkan mengaku sudah bertunangan di kampung halaman. Sedangkan lainnya, saling jatuh cinta saat berada di tempat penampungan.
"Dari pada mereka berbuat dosa dan hal yang tidak kita inginkan, lebih baik niat mereka itu kita laksanakan," ujarnya.
Dikatakannya, dari sejumlah etnis Rohingya yang ingin menikah malah sudah mempersiapkan mahar untuk mempersunting wanita idamannya. Sedangkan yang belum memiliki mahar akan dibantu KNSR.
Untuk teknis pernikahan, kata Sulaiman, dalam waktu dekat akan meminta petunjuk Majelis Permusyawaratan Ulama Aceh Utara.
"Mereka ini bermazhab Hanafi. Nah apakah akan dinikahkan menurut mazhab Syafi'i seperti kita ? Kami minta petunjuk dulu dengan ulama di MPU," katanya.
Pernikahan delapan pasang suku Rohingya rencananya dilaksanakan di Masjid Arakan Gampong Blang Adoe. Masjid tersebut berada dekat kamp pengungsian.
"Tanggal berapa acaranya? Kita diputuskan setelah adanya arahan ulama," tuturnya.
Pasangan yang telah menikah, nantinya akan ditempatkan pada shelter khusus suami istri. [Alfiansyah Ocxie]