Suara.com - Sebuah pasangan pengantin baru di Kilis, Turki memutuskan untuk mengundang 4.000 pengungsi Suriah dalam pesta pernikahan mereka, demikian dilaporkan The Telegraph, Selasa (4/8/2015).
Fethullah Uzumcuoglu dan Esra Polat, nama pasangan yang menikah pekan lalu di kota perbatasan dengan Suriah itu. Pada hari pernikahan itu keduanya mengundang 4.000 pengungsi Suriah untuk makan bersama.
Turki telah menerima sekitar dua juta pengungsi dari Suriah dan di Kilis ada sekitar 4.000 pengungsi yang diurusi Kimse Yok Mu, sebuah yayasan kemanusiaan di Turki yang mengkhususkan diri dalam kerja menyediakan makanan bagi pengungsi.
Gagasan untuk berbagi dengan para pengungsi di hari pernikahan itu datang dari ayah sang pengantin lelaki, Ali Uzumcuoglu. Kepada surat kabar lokal dia mengaku berharap jika pernikahan anaknya bisa menjadi teladan bagi warga lain untuk berbagi kebahagiaan dengan para pengungsi Suriah.
"Kami berpikir bahwa hari sebahagia ini seharusnya dirayakan bersama saudara dan saudari pengungsi Suriah. Dan mitra terbaik untuk ini adalah Kimse Yok Mu, yang bisa menyediakan sebuah truk. Insya Allah ini bisa mendorong orang lain untuk berbagi makanan dengan saudara-saudari kita dari Suriah," kata Ali Ali Uzumcuoglu.
Dalam pesta pernikahan itu kedua mempelai, yang masih mengenakan baju pesta, ikut turun tangan membagi-bagikan makanan dari sebuah truk kepada para pengungsi.
Kilis'te düğün yemeğini derneğimiz vesilesiyle Suriyeli mültecilerle paylaşan gençlerimize mutluluklar diliyoruz. pic.twitter.com/YDxJf8ZxPS
— KYM (@kimseyokmu) August 3, 2015
Hatice Avci, juru bicara Kimse Yok Mu, mengatakan bahwa pesta pernikahan unik itu berlangsung Kamis (30/7/2015) dan kedua pengantin mengundang para pengungsi yang tinggal di sekitar kota tersebut.
Kimse Yok Mu sendiri adalah organisasi yang berafiliasi dengan pergerakan Gulen yang juga dikenal dengan nama Hizmet (pelayanan). Gerakan ini terinpirasi oleh ulama Fethullah Gulen yang kini mengasingkan diri ke Amerika Serikat karena terlibat perselisihan politik dengan Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.