Suara.com - Kuasa Hukum Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dan istri muda Gatot, Evi Susanti, Razman Arif Nasution, menyatakan tidak akan melakukan praperadilan untuk penetapan tersangka kliennya oleh KPK.
Suami istri ini ditetapkan tersangka untuk kasus suap hakim dan panitera Pengadilan Tata Usaha Negeri (PTUN) Medan. Keduanya ditahan hari ini usai diperiksa perdana sebagai tersangka.
"Kita belum akan melakukan praperadilan," kata Razman usai menemani kliennya diperiksa di KPK, Jakarta, Senin (3/8/2015) malam.
Dia menambahkan, belum melakukan tindakan praperadilan ini, bukan berarti membatalkan rencana praperadilan sebelumnya. Menurutnya, praperadilan belum layak dilakukan.
"Belum dibatalkan. Belum akan melakukan praperadilan. Kami dalami dulu," ujarnya.
Gatot Pujo Nugroho dan Evi Susanti adalah tersangka suap hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keduanya, resmi menyandang status tersangka usai pimpinan lembaga antirasuah melakukan ekspose kasus tersebut.
Penetapan status tersangka terhadap Gatot dan Evi merupakan hasil dari pengembangan kasus suap Hakim PTUN Medan setelah sebelumnya menciduk 5 orang dalam operasi tangkap tangan di Medan, Sumatera Utara. Kelima orang itu antara lain, Ketua PTUN Medan, Tripeni Irianto Putro serta dua hakim lain yaitu, hakim Amir Fauzi dan hakim Dermawan Ginting.
Selain ketiga hakim, KPK juga turut menciduk satu panitera, Syamsir Yusfan serta seorang pengacara M Yagari Bhaskara alias Geri anak buah Otto Cornelis Kaligis (OC Kaligis).
Tak hanya kelima orang itu, KPK kembali menetapkan OC Kaligis sebagai tersangka dalam kasus itu. Dia diduga memiliki peran dalam kasus ini.
Atas perbuatannya, Gatot dan Evi disangkakan telah melanggar Pasal 6 ayat 1 huruf a dan Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b dan atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 64 ayat 1 dan pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.