Suara.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menahan Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Gatot Pujo Nugroho. KPK juga menahan istri muda Gatot, Evi Susanti.
Keduanya dijebloskan ke jeruji besi usai menjalani pemeriksaan perdana selama 9 jam sebagai tersangka suap hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan, Senin (3/8/2015), malam sekira pukul 21.10 WIB.
Gatot keluar terlebih dulu dengan menggunakan rompi tahanan berwarna oranye dengan tulisan 'Tahanan KPK'. Dia ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Cipinang.
Sementara, beberapa saat kemudian, istri muda Gatot menyusul dengan jenis rompi yang sama. Mereka tidak satu tahanan. Evi ditahan di Rutan KPK. Keduanya kompak tidak mengelurkan komentar.
Gatot Pujo Nugroho dan Evi Susanti adalah tersangka suap hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Keduanya, resmi menyandang status tersangka usai pimpinan lembaga antirasuah melakukan ekspose kasus tersebut.
Penetapan status tersangka terhadap Gatot dan Evi merupakan hasil dari pengembangan kasus suap Hakim PTUN Medan setelah sebelumnya menciduk 5 orang dalam operasi tangkap tangan di Medan, Sumatera Utara. Kelima orang itu antara lain, Ketua PTUN Medan, Tripeni Irianto Putro serta dua hakim lain yaitu, hakim Amir Fauzi dan hakim Dermawan Ginting.
Selain ketiga hakim, KPK juga turut menciduk satu panitera, Syamsir Yusfan serta seorang pengacara M Yagari Bhaskara alias Geri anak buah Otto Cornelis Kaligis (OC Kaligis).
Tak hanya kelima orang itu, KPK kembali menetapkan OC Kaligis sebagai tersangka dalam kasus itu. Dia diduga memiliki peran dalam kasus ini.
Atas perbuatannya, Gatot dan Evi disangkakan telah melanggar Pasal 6 ayat 1 huruf a dan Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b dan atau Pasal 13 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 jo Pasal 64 ayat 1 dan pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHPidana.