Suara.com - Ribuan imigran gelap membanjiri Calais, Prancis Utara, untuk dapat menyeberang ke wilayah Inggris. Tetapi, upaya itu dihadang petugas keamanan setempat, hingga akhirnya berujung ricuh.
Saling serang antara dua kubu pun tak terelakan. Batu-batu dari arah imigran, berterbangan menuju polisi. Dibalas dengan tembakan peringatan dan gas air mata ke arah para imigran.
Sejumlah polisi tampak terluka terkena batu. Darah mengalir deras di pelipis mereka akibat lemparan tersebut.
Di posisi imigran pun demikian. Sejumlah orang tampak cedera akibat aksi balasan polisi.
Polemik ini sudah terjadi sekian hari. Diawali dari masuknya imigran ke Terowongan Channel --yang terhubung dengan wilayah Inggris.
Tak cuma merangsek masuk, para imigran juga merusak kawat, pagar, dan sejumlah fasilitas lain, demi masuk ke daratan Negeri Ratu Elizabeth.
Seorang polisi menjelaskan bahwa kejadian ini diawali oleh sekira 400 imigran yang hendak menyelundup masuk ke Inggris.
"Setelah itu, sekitar 200 imigran lain datang dan melakukan hal yang sama," kata polisi.
"Gagal menebus terowongan, mereka berbuat ricuh. Merusak pagar, kawat dan lainnya," lanjut polisi itu.
Sementara itu, Sammy, imigran asal Ethiopia --yang berhasil diwawancarai Dailymail, mengutuk aksi blokade ini. "Kami ini juga manusia. Kita semua sama: manusia. Kita semua satu," katanya.