Pintu Pesawat Ditemukan di Reunion, Puing Kedua MH370?

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 02 Agustus 2015 | 17:56 WIB
Pintu Pesawat Ditemukan di Reunion, Puing Kedua MH370?
Ilustrasi pesawat Malaysia Airlines (Shutterstock).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Serpihan puing yang diduga berasal dari sebuah pesawat kembali ditemukan di tepi pantai Reunion, sebuah pulau milik Prancis di Samudera Hindia, demikian diwartakan BBC, Minggu (2/8/2015). Serpihan puing itu diduga juga merupakan bagian dari pesawat Malaysia Airlines MH370 yang hilang pada Maret 2014 lalu.

Serpihan yang diyakini sebagai pintu pesawat itu ditemukan di selatan kota St Denis. Pada puing itu, beber BBC, ditemukan beberapa tulisan dan gambar.

Sebelumnya pada Rabu (29/7/2015) potongan sayap pesawat juga ditemukan tersapu ombak di pantai kota St Andre, Reunion. Puing yang oleh Pemerintah Malaysia itu sudah dipastikan sebagai bagian dari pesawat jenis Boeing 777 itu, diduga kuat sebagai bagian MH370 yang hilang bersama 239 orang didalamnya lebih dari setahun silam.

"Pemerintah Prancis dan Boeing sudah memastikan hal itu," kata Menteri Transportasi Malaysia, Liow Tiong Lai, Minggu.

Malaysia sebelumnya sudah mengirim tim untuk memverifikasi puing itu ke Reunion dan Toulouse, Prancis. Mulai Rabu (5/8/2015) pekan ini, pihak berwenang di Prancis akan memeriksa apakah potongan sayap pesawat itu benar milik MH370.

Selain dua serpihan puing itu, penduduk di Reunion juga pernah menemukan tas dan koper terbawa arus laut ke pantai pulau tersebut. Potonga-potongan tas itu juga akan diteliti di Prancis.

Para peneliti sebelumnya sudah meramalkan bahwa puing-puing MH370, yang diperkirakan hilang di atas Samudera Hindia, akan terseret arus laut Samudera Hindia, ke arah Afrika dan berkemungkinan terdampar di Reunion.

Pesawat MH370 hilang pada 8 Maret 2014 saat terbang dari Kuala Lumpur ke Beijing. Berdasarkan data radar militer dan satelit, pesawat nahas itu berbelok dari jalur normalnya, berputar ke selatan menuju Samudera Hindia sebelum hilang tak berbekas.

Pencarian selama lebih dari setahun melibatkan belasan negara di bawah pimpinan Australia, yang sudah menyusuri lautan seluas 4.000 km persegi, tak membuahkan hasil apa pun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI