Suara.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga akhir Juli 2015 mencatat, sebanyak 721 kecamatan saat ini dilanda kekeringan hebat. Daerah kecamatan itu terdapat di 102 kabupaten dan kota dan 16 provinsi diberbagai wilayah di Indonesia.
BNPB juga melaporkan kalau kekeringan saat ini menghantam 111 ribu hektar lahan pertanian yang diperkirakan bakal terus meluas karena dampak El Nino.
Rilis yang disampaikan oleh BNPB pada Sabtu (1/8/2015), menyebutkan kekeringan menyebar tak merata di wilayah-wilayah itu.
“16 provinsi yang mengalami kekeringan adalah Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bengkulu, Papua, NTB, NTT, Sumsel, Sulsel, Lampung, Riau, Kalsel, Kalteng dan Bali. Kekeringan paling banyak terjadi di Jateng, Lampung, Jabar, Jatim, Sumsel, dan NTB,” tulis Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho.
Untuk mengatasi kekeringan jangka pendek, BNPB menyediakan Rp 75 milyar.
“Dana ini sebagian besar digunakan untuk membantu BPBD dalam penanganan darurat kekeringan dengan distribusi air bersih dengan tangki air, perbaikan pipa, dan pembangunan bak-bak penampungan air,” jelasnya lagi.
Berdasarkan analisis BMKG dan LAPAN, pada bulan Juli – November 2015 kondisi iklim di wilayah Indonesia terutama yang berada di bagian selatan khatulistiwa dipengaruhi El Nino Moderate, bahkan pada November 2015 akan berpeluang menguat.
Kondisi ini akan memberikan efek pada tingkat intensitas dan frekuensi curah hujan akan semakin berkurang dan bahkan kemungkinan awal musim penghujan 2015/2016 di beberapa wilayah akan mengalami kemunduran.