Peserta Pameran Jakbook and Edu Fair Mengeluh Sepi Pengunjung

Sabtu, 01 Agustus 2015 | 13:17 WIB
Peserta Pameran Jakbook and Edu Fair Mengeluh Sepi Pengunjung
Suasana JakBook dan Edu Fair 2015 di Plaza Parkir Timur Senayan Jakarta, Selasa (28/7). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Peserta pameran Jakbook and Edu Fair 2015 mengeluhkan pengunjung yang menurun. Apalagi setelah adanya informasi tentang mahalnya barang yang dijual dalam pameran ini, salah satunya statement dari Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) beberapa waktu lalu.

Di antaranya, pemilik stand tas sekolah, Guntoro, yang mengeluhkan pengunjung yang turun. Sejak dibuka pada 27 Juli lalu, penurunan pengunjung sangat terasa.

"Kalau dari sisi pengunjung jelas turun. Tapi di sini kita bukan ingin meningkatkan omset. Tapi pameran ini untuk melayani peserta Kartu Jakarta Pintar (KJP) untuk menjual perlengkapan sekolah yang murah," kata Guntoro dalam konfrensi persnya di lokasi pameran, Jakarta, Sabtu (1/8/2015).

Program ini, tambahnya, mendukung program pemerintah Provinsi DKI Jakarta supaya tidak menyalahgunakan penggunaan KJP.

"Dengan ini kita ingin sama-sama menyukseskan KJP karena beredar rumor KJP itu disalahkgunakan,dan  ini kan biar sasarannya tepat. Sehingga rumor di luar, tentang KJP yang digunakan untuk membeli di luar peralatan sekolah bisa fokus," ujarnya.

Selain itu, soal harga, menurutnya tidak ada masalah. Sejak pameran ini dibuka, harga tas yang dia jual sudah sangat murah bila dibanding dengan barang dia yang dijual di pasar.

"Tas yang saya jual bervariasi. Misalnya, setelah saya sudah cek ke pasar lain, tas yang saya jual di sini Rp80 ribu, di tempat lain dijual Rp100 ribu," ujarnya.

Senada dengan Guntoro, penjaga stand PT Payung Asli yang menjual buku tulis, juga mengeluhkan pengunjung yang menurun drastis. Menurutnya, sejak kejadian itu, pengunjung turun dari 70 hingga 80 persen.

"Iya abis kejadian itu pengunjung turun drastis 70-80 persen," ujar pria yang enggan disebut itu.

Padahal, apa yang dia jual tidak mahal seperti yang disebut-sebut. Bahkan, dia menerangkan, produk yang dia jual memberikan harga promosi lebih.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI