Dokter Gigi Pembunuh Cecil Si Singa Langka Terancam Diekstradisi

Ruben Setiawan Suara.Com
Sabtu, 01 Agustus 2015 | 00:15 WIB
Dokter Gigi Pembunuh Cecil Si Singa Langka Terancam Diekstradisi
Warga Bloomington, Minnesota, AS, menggelar protes atas pembunuhan Cecil si singa langka oleh dokter gigi AS. (Reuters/Eric Miller)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Dokter gigi Amerika Serikat yang dituding membunuh Cecil si singa langka Afrika diketahui pernah menjadi pemburu gelap. Menteri Lingkungan Hidup Zimbabwe Oppah Muchinguri mengatakan bahwa sang dokter harus diekstradisi ke Zimbabwe untuk diadili.

Pernyataan dari Muchinguri ini merupakan pernyataan resmi pertama dari Zimbabwe sejak kematian Cecil si singa menyita perhatian dunia pekan ini. Muchinguri mengatakan, jaksa agung Zimbabwe telah melakukan proses hukum guna mengekstradisi Walter Palmer, si dokter berusia 55 tahun dari Amerika Serikat.

Muchinguri mengatakan, Cecil adalah singa bersurai hitam yang dikenal turis asing di Taman Nasional Hwange. Menurutnya, Cecil adalah atraksi ikonik di taman nasional tersebut.

"Pembunuhan ilegal itu adalah disengaja," kata Muchinguri dalam konferensi pers hari Jumat (31/7/2015).

"Kami meminta otoritas yang bertanggung jawab untuk melakukan ekstradisi terhadapnya ke Zimbabwe sehingga ia bisa dimintai pertanggungjawaban atas aksi ilegalnya," kata Muchinguri.

Palmer mengaku membunuh singa berusia 13 tahun itu. Namun, Palmer mengaku sengaja menyewa pemandu profesional untuk membunuh Cecil.

Palmer menggunakan tombak dan panah untuk membunuh singa tersebut. Cecil si singa dipancing keluar dari taman nasional dengan umpan sebelum akhirnya ditembak.

Palmer, dokter gigi yang dikenal doyan berburu itu pun sudah lebih dahulu kabur ke Amerika Serikat sebelum otoritas pemerintah mengetahui kontroversi pembunuhan Cecil tersebut.

"Sudah terlambat untuk menangkap si pemburu asing karena ia sudah lebih dahulu kabur ke negara asalnya," ujar Muchinguri.

Media Sosial di Amerika Serikat dan Eropa riuh dengan pemberitaan matinya Cecil. Sebagian besar netizen mengutuk aksi Palmer. Di Amerika Sendiri sudah ada petisi berisi 100.000 tanda tangan, mendesak pemerintah untuk mengekstradisi Palmer ke Zimbabwe.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI