Suara.com - Pimpinan DPR menemui Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan hari ini, Jumat (31/7/2015). Dalam pertemuan yang kurang satu jam ini ada sejumlah agenda yang dibahas.
Ketua DPR Setya Novanto mengatakan, salah satu pembahasan dalam agenda ini adalah soal keislaman yang ada di Indonesia. Turki, sambungnya, ingin belajar keislaman dengan Indonesia yang merupakan negara majemuk. Begitu pula, Indonesia yang ingin belajar keislaman dengan Turki.
"(Pertemuan) Ini hal yang luar biasa, kita patut apresiasi, kita belajar banyak soal Islam karena kita negara majemuk dan damai. Kita juga belajar banyak daripada Turki," kata Setya di DPR, Jakarta, Jumat (31/7/2015).
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan, pertemuan kali ini juga membahas agenda internasional. Yaitu mengenai reformasi PBB yang perlu dilakukan negara-negara seperti Indonesia dan Turki.
"Negara besar seperti Indonesia dan Turki harus bisa berperan di PBB. Selama ini hanya lima negara yang bisa. Karena itu perlu reformasi PBB. Hasil pertemuan dengan Cina, juga menyetujui dengan reformasi PBB," kata Fadli.
Selain itu, dalam pertemuan ini juga membahas tentang dukungan kerja sama antara pemerintah Indonesia dan Turki. Kerja sama yang dimaksud meliputi bidang perdagangan, investasi, pendidikan dan pertahanan.
"Kita juga minta kerjasama antar parlemen untuk bisa ditukar, contact to contac antar parlemen di sana (Turki) dan di sini (Indonesia)," tutup Setya.
Presiden Recep yang diberikan waktu berbincang dengan wartawan hanya mengeluarkan sepatah kata.
Dia hanya menyebut 'Halo Indonesia' dan kemudian meninggalkan lokasi pertemuan.