Kemarau Panjang, Marwan Jafar: Dana Desa Bisa untuk Irigasi

SiswantoTri Setyo Suara.Com
Kamis, 30 Juli 2015 | 20:13 WIB
Kemarau Panjang, Marwan Jafar: Dana Desa Bisa untuk Irigasi
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar. (Kemendes)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Musim kemarau berkepanjangan mengakibatkan kekeringan dan krisis air bersih di beberapa daerah di Indonesia. Hal tersebut mengakibatkan banyak petani gagal panen.

Oleh sebab itu, Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Marwan Jafar menegaskan pentingnya membangun infrastruktur air guna mengatasi masalah kekeringan.

"Kedepan, pembangunan infrastruktur harus digiatkan. Pembuatan irigasi untuk distribusi air, hingga pembangunan waduk untuk penampungan air," kata Marwan dalam pernyataan tertulis di Jakarta, Kamis (30/7/2015).

Ia juga mengatakan dana desa dapat digunakan untuk pengadaan irigasi pedesaan dan pembangunan penampungan air di seluruh daerah.

"Pengadaan air ini mohon diperhatikan. Karena, air sebagai sumber kehidupan dan desa yang satu dengan desa yang lain. Harus saling bekerjasama intinya," ujar Marwan.

Marwan terus memantau dan mengevaluasi dampak kekeringan yang terjadi di beberapa desa di Indonesia.

"Saya selalu minta laporan secara rinci dan detail kepada jajaran saya terkait desa-desa yang terkena dampak kekeringan. Agar kami dapat mencari tahu solusi untuk mengatasinya,” kata Marwan.

Lebih jauh, Marwan mengatakan dia dan jajarannya juga terus koordinasi lintas kementerian. Hal tersebut guna mengatasi bencana kekeringan yang terjadi.

"Salah satunya kita berkoordinasi dengan kementerian PU (pekerjaan umum). Agar kita bisa bekerja sama untuk mempercepat pembangunan infrastruktur air, seperti irigasi untuk distribusi air, juga waduk untuk penampungan air," katanya.

Seperti diketahui, krisis air yang disebabkan kemarau yang berkepanjangan masih dialami di beberapa daerah. Salah satunya terjadi di sejumlah desa di kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang mengalami krisis air bersih. Sebanyak 40 desa berpotensi mengalami krisis air bersih, desa-desa tersebut berasal dari 11 kecamatan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI