Tokoh Tolikara Sepakat Selesaikan Masalah Secara Adat

Ririn Indriani Suara.Com
Kamis, 30 Juli 2015 | 01:11 WIB
Tokoh Tolikara Sepakat Selesaikan Masalah Secara Adat
Konferensi pers terkait insiden Tolikara di kantor MUI, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/7/2015). [Suara.com/Tri Setyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Tokoh Agama Islam di Kabupaten Tolikara Ustad Ali Muchtar sepakat agar penyelesaian masalah di Tolikara diselesaikan secara adat.

"Kami mewakili umat Muslim dan selaku tokoh agama Islam yang ada di Tolikara menyampaikan bahwa insiden yang terjadi di Tolikara diselesaikan secara damai dan kami setuju bahwa insiden tersebut bukan masalah SARA atau agama," ujarnya di Kantor Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) Provinsi Papua di Jayapura, Rabu (29/7/2015).

Ali Muchtar pun meminta kepada seluruh umat Muslim yang ada di seluruh Indonesia agar tidak memperpanjang persoalan dan menjauhkan diri dari aksi anarkisme yang bisa memperpanjang masalah dan akan membahayakan pihaknya kembali.

"Kami mohon kepada saudara-saudara ku umat Islam di seluruh nusantara, jangan sampai ada terjadi aksi balas dendam karena kami siap menyelesaikan insiden Tolikara secara damai melalui cara adat," ucapnya.

Ali Muchtar juga mengimbau untuk bisa menahan diri, tidak menyampaikan isu-isu yang dapat memicu emosional masyarakat Papua.  

Sebagai kaum minoritas di Tolikara, lanjut dia, Pemerintah Kabupaten Tolikara diminta untuk bisa memberi jaminan agar umat Islam bisa menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinan yang dipegang.

"Kami minta kepada tokoh gereja maupun pemerintah daerah, kami minta jaminan keselamatan, ketenangan dan kedamaian kami dalam beribadah sesuai agama yang kami yakini," katanya.

Untuk itu, Polda Papua diminta dapat segera menghentikan proses hukum yang sedang dijalankan akibat dari kejadian yang terjadi di Tolikara pada 17 Juli 2015.

"Kami setuju bahwa tahanan yang diproses di Polda segera diselesaikan agar permasalahan ini tidak berkepanjangan dan sepakat untuk masalah ini diselesaikan secara adat," katanya. (Antara)
 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI