Suara.com - Perdana Menteri Malaysia Najib Razak me-reshuffle empat menteri dalam kabinetnya pada hari Selasa (28/7/2015), menyusul kian santernya skandal dugaan korupsi yang melibatkan perusahaan investasi milik negara, 1Malaysia Development Berhad (1MDB). Najib juga mencopot wakilnya, Muhyiddin Yassin, dan seorang jaksa agung Malaysia.
Najib mengatakan, reshuffle dan pencopotan itu didasarkan pada alasan bahwa para menteri berpotensi membuat rakyat berbalik melawan pemerintah lewat pernyataan-pernyataan mereka.
"Keputusan untuk mengganti Tan Sri Muhyiddin Yassin amatlah sulit, namun kepemimpinan adalah tentang melakukan sesuatu yang Anda pikir benar," kata Najib dalam sebuah konferensi pers yang ditayangkan televisi.
"Saya menerima pihak-pihak yang ingin berdebat dan menerima serta mentolerir kritik maupun perlawanan. Namun, proses ini harus terjadi dalam kabinet sebagai bagian proses pengambilan keputusan," lanjut Najib.
Wakil Perdana Menteri Muhyiddin Yassin dicopot beberapa hari setelah dirinya menyerukan agar Najib menjelaskan skandal dugaan korupsi 1MDB. 1MDB memiliki utang sebesar lebih dari 11 miliar Dolar dan kini sedang diselidiki terkait kemungkinan adanya kesalahan pengelolaan keuangan dan gratifikasi.
Skandal ini menjadi tantangan terbesar bagi Najib, yang notabene memimpin badan penasihat 1MDB, sejak menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia tahun 2009 silam. Skandal ini dapat mengancam keutuhan Barisan Nasional, koalisi partai yang berkuasa di pemerintahan saat ini, di mana UMNO, partai pimpinan Najib, berada di dalamnya.
Selain me-reshuffle empat menterinya, Najib juga mencopot Jaksa Agung Gani Patail, yang memimpin investigasi kasus 1MDB. Najib, yang menempatkan Mohamed Apandi Ali sebagai Jaksa Agung pengganti Gani Patail, tidak memberikan alasan pencopotan Gani.
Lansiran The Wall Street Journal, para penyidik skandal 1MDB kini tengah menelusuri aliran dana sebesar hampir 700 juta Dolar ke sejumlah rekening pribadi milik Najib.
Najib membantah mengambil uang untuk keuntungannya sendiri. Sebaliknya, ia justru menuding skandal dugaan korupsi ini merupakan bagian dari kampanye gelap untuk melengserkannya dari jabatannya.
1MDB juga membantah mentrasfer dana ke Najib. Sebuah laporan yang dikeluarkan pemerintahan interim pun menunjukkan tidak ada yang mencurigakan.