Kejadian-kejadian di Akhir Masa Jabatan Wali Kota Solo Rudy

Siswanto Suara.Com
Selasa, 28 Juli 2015 | 11:59 WIB
Kejadian-kejadian di Akhir Masa Jabatan Wali Kota Solo Rudy
Pasangan incumbent dari PDIP Solo F. X. Hadi Rudyatmo (Rudy) dan Wakil Wali Kota, Achmad Purnomo (Purnomo) menaiki sepeda ontel menuju kantor KPU Solo, Jawa Tengah, Minggu (26/7/2015). (Suara.com/Labib Zamani)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Hari ini, Selasa (28/7/2015), F. X. Hadi Rudyatmo (Rudy) dan Achmad Purnomo secara resmi melepas jabatan wali kota dan wakil wali kota Solo. Pelepasan jabatan dilakukan dalam apel bersama di halaman Balai Kota Solo, Jawa Tengah.

Pantauan Suara.com, apel bersama dimulai sekitar pukul 07.00 WIB diikuti seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Solo. Selama apel berlangsung, Wali Kota dan Wakil Wali Kota melaporkan hasil pertanggungjawabannya selama tiga tahun memimpin.

Kemudian dilanjutkan dengan pemberian secara simbolis caping kepada 103 SKPD. Caping tersebut memiliki filosofi bahwa sebagai seorang pemimpin harus mengayomi rakyat.

Selain itu, SKPD juga diberikan buku mozaik Rudy yang menggambarkan perjalanannya mulai dari mendampingi Joko Widodo ketika masih menjadi wali kota sampai menjadi wali kota bersama dengan wakilnya, Purnomo.

Rudy berpesan, meski sementara posisi wali kota akan digantikan sekretaris daerah sebagai pelaksana tugas, para SKPD dan jajaran pegawai negeri sipil untuk tetap meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

“Semoga setelah saya tinggalkan bersama dengan Pak Purnomo, pelayanan kepada masyarakat tidak kendur atau menurun. Semuanya harus ditingkatkan dan roda pemerintahan harus berjalan dengan baik,” kata Rudy di hadapan ribuan PNS.

Dia juga mengakui masih banyak persoalan yang belum bisa diselesaikan selama kepemimpinannya. Untuk itu, lanjut dia, siapapun nanti wali kota dan wakil wali kota yang baru dapat melanjutkan program yang selama ini masih tertunda.

Sementara salah seorang pemain wayang orang sekaligus perwakilan dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Solo Agus Prasetya mengatakan selama pemerintahan Rudy dan Purnomo kesenian wayang orang mulai diperhatikan.

Meski sebagian besar pemain wayang orang tenaga honorer, ia berharap ke depan bisa diangkat menjadi PNS.

Pelukis kembar beri hadiah

Dua pelukis kembar asal Solo, Setiadi dan Setiono, menyerahkan lukisan karikatur kepada Hadi dan Purnomo dalam apel bersama tadi.

Lukisan karikatur tersebut menggambarkan sosok kesederhanaan kedua pemimpin Kota Bengawan. Dalam lukisan ini Rudy memakai kostum lurik dengan caping di kepala sambil menaiki sepeda tua atau onthel.

Begitu juga dengan Purnomo memakai kostum lurik dan caping serta menaiki sepeda onthel. Sementara background kedua pemimpin yang pada hari ini purna tugasnya adalah rumah renteng atau rumah rakyat.

Dengan memadukan berbagai macam warna, seperti hitam, merah, cokelat, biru dan beberapa warna lainnya membuat lukisan tersebut tampak hidup. Para pelukis ini mengaku bukan tanpa alasan membuat konsep kesederhanaan pasangan kedua pemimpin Solo tersebut .

Pasalnya, Rudy dan Purnomo yang saat ini juga mencalonkan kembali sebagai wali kota dan wakil wali kota dari PDI Perjuangan pada pemilihan kepala daerah serentak 9 Desember 2015, dapat memperhatikan nasib seniman di Solo.

"Lukisan itu ukurannya 80 x 100 sentimeter. Konsepnya kesederhanaan kedua pemimpin Solo. Pak Rudy dan Pak Purnomo ini memang orangnya sederhana dan merakyat. Jadi ya itulah yang memberikan inspirasi kepada kita," kata salah seorang pelukis kembar, Setiadi, kepada Suara.com.

Warga Jebres ini mengaku tidak membutuhkan waktu lama dalam menyelesaikan lukisan karikatur, yakni hanya satu jam. Dia berharap Rudy dan Purnomo ke depan jika kembali terpilih menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota dapat membesarkan seniman.

Pasalnya, pada masa kepemimpinan Wali Kota Solo, Joko Widodo yang saat ini menjadi Presiden, seniman diberikan ruang untuk berekspresi.

"Mudah-mudah Pak Rudy jika kembali memimpin Solo, bisa seperti Pak Jokowi yang memberikan ruang ekspresi kepada para seniman, baik lukis, maupun seniman lainnya. Karena Solo ini merupakan kota budaya. Jadi keseniannya harus ditonjolkan ditonjolkan," tambah pelukis kembar, Setiono. (Labib Zamani)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI