Suara.com - Yayang, orangutan betina yang dilepasliarkan pada Desember 2013 di Hutan Kehje Sewen, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur dilaporkan telah melahirkan.
"Kami perkirakan anaknya berusia satu minggu," kata Juru Bicara Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo (BOSF) Nico Hermanu, Sabtu (25/7/2015).
Berdasarkan catatan BOSF, bayi ini adalah anak kedua Yayang. Semasa menjalani rehabilitasi di Samboja Lestari, Yayang sudah memiliki satu anak yang diberi nama Sayang.
Sebagai ibu dan anak, Sayang turut dilepasliarkan bersama induknya, Yayang, di Hutan Kehje Sewen pada saat yang sama.
"Nah, kini kita melihat Yayang punya bayi lagi," kata CEO BOSF Dr Jamartin Sihite di kesempatan terpisah.
Menurut Nico Hermanu, Tim Pemantau BOSF di Hutan Kehje Sewen masih berusaha melengkapi data hingga lebih detail lagi. Keberadaan Yayang dapat dilacak pakai alat pemancar mini yang ditransplantasikan di punggunggnya.
"'Kan jenis kelamin bayinya saja kami belum tahu," kata Hermanu.
Meski dapat dilacak, Yayang selalu berada di atas pohon dan sangat jarang turun ke tanah ke lantai hutan. Jamartin Sihite mengatakan, induk orangutan sangat protektif terhadap anaknya.
"Karena itu pengamatan perlu dilaksanakan dengan hati-hati. Kami berharap pekan mendatang kami sudah memperoleh info lebih lanjut mengenai kondisi Yayang dan anaknya."jelasnya.
Sejak 2010, BOSF telah melakukan sejumlah pelepasliaran orangutan. Pelepasliaran pertama dilakukan di Hutan Lindung Sungai Wain, Balikpapan, Kaltim dan di Pegunungan Meratus di lingkup Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.
Kini pelepasliaran dilakukan di Hutan Kehje Sewen yang dikelola oleh PT Restorasi Habitat Orangutan Indonesia (RHOI). PT RHOI adalah perusahaan yang didirikan BOSF khusus untuk mengurus hutan tersebut.