Suara.com - Sungguh ironis nasib yang dialami oleh seorang pejabat pemerintah Provinsi Hunan, Cina, yang satu ini. Teng Shu-qi, Deputi Direktur Kelompok Penghubung Inspeksi Provinsi Hunan ditangkap atas laporan tindak pidana korupsi dari putrinya sendiri.
Penangkapan Teng Shu-qi berawal dari dua laporan dugaan korupsi atas dirinya oleh seorang pengguna situs rednet.cn yang memakai nama ftg12345. Di salah satu postingan, orang yang mengaku sebagai putri dari Teng menyebut namanya sebagai Teng Ziyi.
Teng Ziyi mengaku lahir pada tahun 1993 dan memiliki ibu yang bekerja sebagai guru sekolah menengah atas. Ziyi menulis, karena terlahir sebagai seorang perempuan, dirinya diterlantarkan oleh sang ayah, Teng Shu-qi dan neneknya sejak kecil.
"Untuk waktu yang lama, ayah saya kecanduan menggelar pesta makan dan minum, juga perjudian dan pelacuran," tulis Teng Ziyi.
"Ia bahkan punya istri simpanan, dan seorang anak haram berusia lima tahun," lanjutnya.
Dalam postingan lain, Ziyi menuduh lelaki yang diaku sebagai ayahnya itu melakukan korupsi dalam proses tender beberapa proyek konstruksi. Tuduhan itu diperkuat dengan data-data yang diperoleh dari laptop sang ayah, yakni berupa stempel, tanda terima, dan jumlah transaksi.
Ziyi juga menuduh ayahnya membantu seorang buronan untuk kabur. Teng Shu-qi membantah melakukan seluruh kejahatan yang dituduhkan padanya. Ia menyebut, laporan itu merupakan perbuatan sang istri yang memanipulasi putrinya.
Namun, bantahan itu tak begitu saja dipercaya pihak berwajib. Teng Shu-qi kini masih ditahan sembari menunggu berjaannya proses penyelidikan. (Shanghaiist)