Suara.com - Indonesia Corruption Watch (ICW) berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) tak hanya mengeluarkan pernyataan terkait penegak hukum yang menjadikan tersangka sebagai objek pemerasan atau mesin ATM.
Jokowi diminta untuk ikut mengawal dan memastikan agar praktik tersebut tidak terus terjadi di institusi penegak hukum.
"Jokowi jangan hanya buat statement, tapi juga harus memastikan praktik itu tidak terus terjadi," kata Koordinator ICW Ade Irawan saat dihubungi, Rabu malam (22/7/2015).
Menurut Ade, mantan gubernur DKI Jakarta itu pasti memiliki data yang akurat sehingga bicara praktik pemerasan di depan publik.
Pernyataan itu sekaligus peringatan terhadap institusi penegak hukum agar berbenah secara internal untuk memperbaiki kinerja mereka.
"Jangan sampai (Jokowi) tahun depan bilang seperti ini lagi, kalau ngomong seperti ini lagi berarti kemunduran,"katanya.
Seperti diberitakan, Jokowi menyatakan agar penegak hukum tak menjadikan tersangka sebagai 'mesin ATM dalam pidatonya saat upacara Hari Bakti Adhyaksa di Kejaksaan Agung.
"Saya tidak ingin dengar ada penegak hukum yang menjadikan tersangka sebagai ATM," kata Jokowi.