Cerita Toleransi Warga di Sekitar Gereja yang Dibakar di Bantul

Laban Laisila Suara.Com
Kamis, 23 Juli 2015 | 07:24 WIB
Cerita Toleransi Warga di Sekitar Gereja yang Dibakar di Bantul
Gereja Imanuel Bintaro. [suara.com/Tri Setyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sudah 30 tahun GBI (Gereja Baptis Indonesia) Saman di Bangunharjo, Sewon, Bantul hidup berdampingan dengan masyarakat sekitar, selama itu pula toleransi dan kerukunan antar umat beragama terjalin dengan baik.

Menurut Pendeta Joni, bahkan hubungan Gereja dan masyarakat sekitar seperti tak berjarak, saat kumpulan acara 17 agustus serta acara lainnya mereka berbaur menjadi satu tak melihat apa agama yang dianutnya.

"Jemaat Gereja di sini ada 60 sampai 65 orang, 50 orang diantaranya adalah warga yang tinggal disekitar sini, sisanya adalah mahasiswa yang kost disekitar sini, kalau ada acara kumpul-kumpul kampung biasanya ya kami ikut, saya sudah 7 tahun tinggal disini, ikut arisan dis ini juga sama warga masyarakat lainnya," kata Pendeta Joni.

GBI Saman sendiri memang terletak ditengah-tengah kampung, tak jauh dari Gereja di sebelah selatannya terdapat sebuah kampus. Sementara di sisi utaranya tak jauh dari Gereja terdapat jalan raya ringroad selatan Yogyakarta.

Kendati GBI Saman berada tepat di tengah  kampung yang cukup padat namun keberadaannya tak pernah menjadi masalah bagi warga sekitar.

Kerukunan dan toleransi antar umat beragama didaerah tersebut bukanlah hisapan jempol, saat beberapa orang berusaha membakar GBI Saman, warga sekitar bahkan berusaha bersama memadamkan api yang menyala sekitar pukul 03.00 WIB.

"Saat kebakaran saya pas tidak dilokasi, karena ada keluarga datang, hp juga kebetulan saya lupa hidupkan karena sore ada ibadah jadi hp saya silent jadi tidak tahu kalau ada telfon, pagi saya baru datang ternyata ada kejadian pembakaran tapi pas saya datang justru sisa kebakaran sudah dibersihkan oleh warga sekitar, bahkan saat kebakaran warga sekitar juga yang memadamkan apinya," kata Pendeta Joni.

Pendeta Joni menambahkan, selain toleransi antar umat beragama yang baik di wilayah tersebut, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul pun juga sangat kooperatif, pasca kejadian Pemda langsung melakukan mediasi agar konflik tak berkepanjangan.

Bupati Bantul sendiri yang ikut turun tangan untuk membantu melakukan mediasi, sehingga harapannya permasalahan yang terjadi tidak berlarut. (Wita Ayodhyaputri)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI