Suara.com - Lupakan dulu peristiwa di Tolikara, Papua, yang belakangan dikabarkan rusuh gara-gara sekelompok pemuda melarang umat Musllim sembahyang Idul Fitri.
Di Jakarta, yang juga sering menghadapi berita buruk penyerangan Ormas Islam merangsek tempat hiburan ternyata ada tersimpan cerita toleransi yang patut ditiru.
Tengok saja hubungan antara pengurus masjid Al Awwabin, warga dan Gereja Kristus Mangga Besar, Jakarta.
Pengurus Masjid, Arief Fachruddin, mengatakan kalau hubungan warga di lingkungannya baik dengan gereja Yesus Kristus Mangga Besar.
"Hubungan kita dengan pengurus gereja baik-baik saja. Nggak pernah ada masalah yang menyulut konflik selama ini," kata Arief kepada Suara.com di Mangga Besar, Jakarta, Senin (20/7/2015).
Ia juga mengatakan, selama ini pihak gereja juga memberikan perhatian kepada warga sekitar masjid Al Awwabin, dengan memberi bingkisan menjelang Idul Fitri.
Bingkisan tersebut, menurutnya cukup membantu warga sekitar.
"Biasanya dari gereja juga kasih sembako ke masyarakat sini pas mau Lebaran. Isinya biasanya ada mie, gula, minyak, sama kecap. Ya Alhamdulillah sih warga sini jadi sedikit terbantu," tambahnya.
Lebih jauh dia mengatakan, kalau sikap toleransi sudah diajarkan dalam setiap agama. Seperti ia contohkan dalam agama Islam pada Qur'an surah Al Kafirun ayat 6.
"Toleran saya rasa sudah diajarkan semua agama, apalagi Islam. Ada ayat yang berbunyi 'Lakum Dinukum Waliyadin' (untukmu agamamu, dan untukku lah agamaku). Saya rasa itu sudah menjelaskan apa yang dimaksud toleransi.