Kapolri Pergi ke Kabupaten Tolikara untuk Tuntaskan Masalah

Minggu, 19 Juli 2015 | 12:41 WIB
Kapolri Pergi ke Kabupaten Tolikara untuk Tuntaskan Masalah
Anggota polisi (ANTARA FOTO/Sahrul Manda Tikupadang/Asf/mes)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengunjungi daerah Karubaga, Kabupaten Tolikara, Papua, Minggu (19/7/2015). Badrodin akan rapat dengan otoritas pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk menuntaskan masalah kericuhan di daerah tersebut pada hari raya Idul Fitri, Jumat (19/7/2015).

"Bapak Kapolri sudah di Papua, rencananya cuma sehari, hari ini atau besok sudah kembali ke Jakarta," kata ajudan Kapolri, Ade Ary, saat dihubungi melalui telepon.

Di lokasi, Badrodin juga mengamati area bekas tempat terjadinya insiden.

Bersama Badrodin, antara lain Kapolda Papua Inspektur Jenderal Yotje Mende, Bupati Tolikara, dan sejumlah pemangku kepentingan.

Di Sekretariat Negara, Staf Khusus Presiden Joko Widodo yang juga Kepala Lembaga Masyarakat Adat Papua (sebelumnya ditulis Ketua Kepala Suku Papua), Lenis Kogoya, menyampaikan permohonan maaf kepada umat Islam di seluruh dunia, khususnya Papua, atas insiden di Kabupaten Tolikara.

Lenis mengatakan pascainsiden sudah meminta penjelasan dari masyarakat setempat untuk mencari tahu duduk perkara. Berdasarkan keterangan warga, insiden tersebut jauh dari konflik keagamaan, apalagi kebencian terhadap umat Islam.

"Ini musibah tidak ada konflik keagamaan. Kebersamaan agama di Papua semua tidak ada masalah, kita hidup rukun satu sama lain dan saling menghormati. Tidak ada unsur kebencian umat. Tolikara nggak pernah ada konflik agama, kalau konflik suku sering," kata Lenis.

Lenis mengatakan kericuhan tersebut disebabkan di hari yang sama ada dua agenda yang sedang berlangsung. Dan lokasinya berdekatan. Di satu pihak ada umat Islam yang sedang melaksanakan salat Idul Fitri, sementara di lain pihak, ada pemuda gereja GIDI yang menggelar acara kongres.

Kedua belah pihak sama-sama menggunakan pengeras suara. Karena saling tidak terima dan masing-masing merasa terganggu, kericuhan pun terjadi.

"Jadi mereka ini ada dua agenda yang bersamaan. Dipicunya itu dari pengeras suara. Karena sama-sama menggunakan dan saling mengganggu satu sama lain, ini membuat kericuhan dengan warga," katanya.

Lenis mengatakan kerusakan infrastruktur akibat insiden akan segera diperbaiki pemerintah.

"Saya janji akan memberikan perbaikan kerusakan-kerusakan yang ada di sana baik itu musala, kios, dan rumah warga yang terkena dampak kericuhan kemarin," kata Lenis.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI