Suara.com - Sekitar 200 warga desa Ukraina sengaja berkumpul di lokasi jatuhnya pesawat maskapai Airlines MH17 yang telah dibersihkan dari puing-puing pesawat yang ditembak jatuh tepat setahun lalu.
Ratusan penduduk yang pro terhadap Rusia ini rupanya ingin ikut memperingati peristiwa nahas, dimana MH17 ditembak jatuh oleh warga pendukung Pemerintah Kiev, Ukrainna, yang mengakibatkan 298 penumpangnya tewas dan hancur berkeping-keping.
Mereka juga melambaikan bendera Republik Rakyat Donetsk dan membawa spanduk yang berisikan protes atas kejadian tersebut, sekaligus sebuah statement politik yang menggambarkan penderitaan warga yang terus menjadi korban pembunuhan akibat perang saudara.
"Anda tewas. Tapi kami masih dibunuh," tulis pernyataan dalam sebuah spanduk yang dibentangkan di lokasi, Jumat (17/8/2015).
Tidak ada acara formal yang diselenggarakan oleh pemerintah asing di kawasan industri yang menjadi zona perang itu.
Kedutaan besar negara-negara yang terkena dampak kecelakaan itu merencanakan upacara kecil di Kiev, sementara Presiden Ukraina Petro Poroshenko akan menghadiri konser yang diselenggarakan bersama antara pemerintah Belanda dan Australia.
Kebanyakan dari mereka yang berkumpul di lapangan yang baru-baru ini tertutup oleh puing-puing bagian-bagian dari Boeing 777 serta barang mikil korban, seperti dompet dan sandal korban.
Aksi yang dilakukan Pemerintah Ukraina itu menolak tudingan kalau komandan pemberontak yang harus disalahkan atas jatuhnya jet. (AFP/Antara)