Ini Perbincangan Terakhir Sebelum Sekeluarga Tewas Ditabrak KA

Jum'at, 17 Juli 2015 | 20:49 WIB
Ini Perbincangan Terakhir Sebelum Sekeluarga Tewas Ditabrak KA
Instalasi gawat darurat di RSCM, Jakarta, Minggu (12/7/2015). [Suara.com/Tri Setyo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Duka menyelimuti keluarga besar pasangan suami istri Firmansyah alias Cecep (31) dan Meisari (26) di hari Lebaran, Jumat (17/7/2015). Cecep dan Meisari serta dua anak mereka, Putri Firmansyah (5) dan Muhammad Faqih Firmansyah (2), meninggal bersamaan setelah sepeda motor yang mereka naiki ditabrak kereta api di Kalideres, Jakarta Barat, pagi tadi.

Menurut keterangan paman Meisari, Rahmat, sebelum kejadian, mereka akan silaturahmi ke rumah kerabat di daerah Poris, Kalideres.

"Saya dengar keterangan dari kakak saya, mereka mau Lebaran ke rumah kakaknya Cecep di Poris. Sebelum pergi dia (Cecep) bilang, 'saya buru-buru mau ke rumah kakak saya, takut ketinggalan.' Itu ucapan terakhirnya," kata Rahmat di RSCM, Jakarta, malam ini.

Saat kejadian, Rahmat sedang berada di rumah kerabat yang lain di daerah Tangerang, Banten.

"Saya tahu kabar ini dari adik saya pas abis jumatan. Dia nelpon ke saya, dia nangis," kata Rahmat.

"Awalnya, saya kira ibu saya, soalnya ibu saya sakit. Tapi ternyata Sari (panggilan Meisari). Kata dia, 'Nggak bang, Sari, Sari bang, ketabrak kereta, di daerah Poris, Kalideres'," katanya.

"Saya kaget. Saya dapat kabar ini lagi di Tangerang, di rumah nenek saya dan saya buru-buru pulang untuk bicara dengan keluarga," tambah Rahmat.

Rahmat sangat sedih kehilangan anggota keluarganya.

"Dia anak yang baik, nggak pernah ngeluh," kata Rahmat.

Apalagi, kata Rahmat, Meaisari punya dua anak yang menggemaskan.

"Anaknya (Faqih) lagi lucu-lucunya. Anaknya kecil pinter ngomong," kata Rahmat

Malam ini, setelah diambil dari RSCM, rencananya jenazah satu keluarga tersebut akan langsung dimakamkan di TPU Tegal Alur, Kamal.

Sebelumnya, Kapolsek Kalideres Kompol Dermawan Karo Sekali mengatakan kecelakaan yang terjadi sekitar jam 08.00 WIB bermula ketika Firmansyah mengendarai sepeda motor Yamaha RX King warna hitam tahun 1980 nomor polisi B 6352 ZX dengan memboncengkan istri serta dua anak. Ketika sepeda motor yang dibawa Cecep hendak melintas di pintu perlintasan, pada saat bersamaan kereta api melintas.

"Perlintasan TKP hanya palang pintu bambu hasil swadaya masyarakat, di hari-hari biasa dijaga masyarakat. Tapi hari ini berhubung semua warga Salat Ied, jadi perintasan itu tidak ada yang jaga. Saat kejadian, situasinya memang sepi," kata Dermawan.

Saat kejadian, kata Dermawan, ada saksi yang melihat peristiwa yang menimpa warga Kebun 200 itu. Saksi tersebut kemudian melapor kepada kantor polisi.

Setelah mendapatkan laporan, anggota polisi mendatangi tempat kejadian perkara.

Jenazah satu keluarga tersebut kemudian dievakuasi ke RSCM.

Terkait dengan kondisi perlintasan kereta api yang hanya memakai palang pintu seadanya, Dermawan mengatakan akan segera berkoordinasi dengan PT. KAI untuk menanganinya.

"Nanti kami akan koordinasi dengan KAI agar dibuat palang pintu permanen," kata dia.

REKOMENDASI

TERKINI