Suara.com - Rahmat tidak menyangka keponakannya, Meisari (26), menghembuskan nafas terakhir tepat di hari raya Idul Fitri, Jumat (17/7/2015).
Maisari adalah salah satu korban yang ditabrak kereta api di Kelurahan Semanan, Kalideres, Jakarta Barat, tadi pagi. Ia meninggal seketika bersama suaminya, Firmansyah (31), dan dua anaknya: Putri Firmansyah (5) dan Muhammad Faqih Firmansyah (2).
"Saya tahu kabar ini dari adik saya pas abis jumatan. Dia nelpon ke saya, dia nangis," kata Rahmat saat bercerita di RSCM.
"Awalnya, saya kira ibu saya, soalnya ibu saya sakit. Tapi ternyata Sari (panggilan Meisari). Kata dia, 'Nggak bang, Sari, Sari bang, ketabrak kereta, di daerah Poris, Kalideres'," Rahmat menambahkan.
"Saya kaget. Saya dapat kabar ini lagi di Tangerang, di rumah nenek saya dan saya buru-buru pulang untuk bicara dengan keluarga," kata Rahmat.
Sesampai di rumah Meisari di Jalan Kebon 200, RT 7/2, Kelurahan Kamal, Kalideres, Rahmat semakin kaget. Di sana sudah ada beberapa anggota. Kabar keponakannya meninggal ternyata juga sudah menyebar ke tetangga.
Sebelumnya, Kapolsek Kalideres Kompol Dermawan Karo Sekali mengatakan kecelakaan yang terjadi sekitar jam 08.00 WIB bermula ketika Firmansyah mengendarai sepeda motor Yamaha RX King warna hitam tahun 1980 nomor polisi B 6352 ZX dengan memboncengkan istri serta dua anak. Ketika sepeda motor yang dibawa Firmansyah hendak melintas di pintu perlintasan, pada saat bersamaan kereta api melintas.
"Perlintasan TKP hanya palang pintu bambu hasil swadaya masyarakat, di hari-hari biasa dijaga masyarakat. Tapi hari ini berhubung semua warga Salat Ied, jadi perintasan itu tidak ada yang jaga. Saat kejadian, situasinya memang sepi," kata Dermawan.
Saat kejadian, kata Dermawan, ada saksi yang melihat peristiwa yang menimpa warga Kebun 200 itu. Saksi tersebut kemudian melapor kepada kantor polisi.
Setelah mendapatkan laporan, anggota polisi mendatangi tempat kejadian perkara.
Jenazah satu keluarga tersebut kemudian dievakuasi ke RSCM.
Terkait dengan kondisi perlintasan kereta api yang hanya memakai palang pintu seadanya, Dermawan mengatakan akan segera berkoordinasi dengan PT. KAI untuk menanganinya.
"Nanti kami akan koordinasi dengan KAI agar dibuat palang pintu permanen," kata dia.