Teroris Serang Markas Militer AS di Tannesse, 4 Marinir Tewas

Liberty Jemadu Suara.Com
Jum'at, 17 Juli 2015 | 09:19 WIB
Teroris Serang Markas Militer AS di Tannesse, 4 Marinir Tewas
Dua agen FBI sedang menyelidiki lokasi penembakan di Chattanooga, Tannessee, AS, Kamis (16/7). Empat marinir tewas dalam serangan itu (Reuters/Tami Chappell).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Empat marinir Amerika Serikat tewas pada Kamis (16/6/2015) setelah seorang lelaki bersenjata menyerang dua kantor militer di Chattanooga, Tannessee. Sang penembak sendiri, yang oleh pemerintah AS disebut teroris, tewas dalam baku tembak dengan polisi.

Polisi federal AS (FBI) menyatakan bahwa penembak itu bernama Mohammod Youssuf Abdulazeez, pemuda 24 tahun. FBI belum bisa memastikan apa motif serangan tersebut, meski ada dugaan aksi itu adalah bentuk serangan terorisme di dalam negeri AS yang dilakukan oleh "lone wolf", militan yang beraksi sendirian.

Sebelumnya kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah mengancam akan beraksi di dalam wilayah AS dengan memanfaatkan para simpatisannya yang berada di negeri Barack Obama itu sendiri.

Menurut stasiun televisi NBC News, Abdulazeez adalah pemuda Kuwait yang dinaturalisasi menjadi warga negara AS. FBI sedang menyelidiki apakah dia terinspirasi oleh ISIS atau kelompok teroris sejenis.

Sebelumnya ISIS sudah mengklaim bertanggung jawab atas pembantaian yang menewaskan 37 orang di Tunisia pada Juni kemarin. Serangan itu dilakukan oleh satu orang saja. Di hari yang sama terjadi serangan serupa di Prancis dan Kuwait.

Sementara SITE Intelligence Group, sebuah organisasi yang melacak aktivitas para militan radikal di Internet, mengatakan dalam blognya yang diunggah Senin (13/7/2015), Abdulazeez menulis bahwa "hidup itu singkat dan pahit" dan karenanya umat Islam tak boleh membuang kesempatan untuk "tunduk pada Allah".

Surat kabar New York Times, mengutip beberapa sumber penegak hukum AS, menulis bahwa ayah Abdulazeez pernah diselidiki oleh polisi beberapa tahun silam karena diduga berhubungan dengan organisasi teroris. Ayah Abdulazeez belakangan dicoret dari daftar pengawasan polisi, tetapi tak ada satu informasi pun tentang puteranya.

Pemuda biasa yang sangat kreatif

Menurut sebuah catatan riwayat hidup yang diunggah ke internet oleh Abdulazeez, disebutkan bahwa ia bersekolah di Chattanooga dan lulus dari jurusan teknik University of Tannessee.

"Saya ingat dia sangat kreatif. Semua videonya selalu sangat unik dan menghibur," kata Greg Raymond (28) yang pernah bekerja bersama Abdulazeez dalam program televisi sekolah.

"Dia sangat tenang, cerdas, dan keren, yang selalu bercanda. Sama seperti saya, dia tak begitu populer, jadi kami selalu bersama. Dia sama saja seperti orang lainnya," imbuh Raymond.

Mary Winter, presiden Colonial Shores Neighborhood Association, mengatakan ia mengenal Abdulazeez dan keluarga selama 10 tahun. Ia karenanya terkejut atas aksi itu.

"Kami semua terkejut dan sedih. Dia tak pernah bikin masalah. Kami tak percaya ini terjadi. Kami sudah berencana untuk makan bersama malam ini," kata Winter.

Dikira akan mendaftar masuk militer

Presiden Obama sendiri sudah menyampaikan bela sungkawa kepada keluarga korban dan menyatakan penegak hukum akan menyelidiki hingga tuntas penyerangan itu.

"Ini peristiwa yang menyedihkan bagi para korban, yang melayani negeri kita dengan keberanian luar biasa, tetapi harus terbunuh dengan cara seperti ini," kata Obama dalam pernyataan resminya.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS juga sudah memperketat keamanan di sejumlah fasilitas pemerintah federal dan mendukung penyelidikan FBI, demikian kata Menteri Keamanan Dalam Negeri AS, Jeh Johnson.

Chattanooga sendiri adalah kota yang berpenduduk 173.000 di tepi Sungai Tannessee.

Abdulazeez sendiri mengendarai sebuah Ford Mustang beratap terbuka saat menuju lokasi penembakan pertama, sebuah kantor rekrutmen militer yang terletak di sebuah pusat perbelanjaan setempat.

Ia, yang tadinya dikira akan mendaftarkan diri menjadi tentara di sebuah pusat rekrutmen militer yang terletak di pusat perbelanjaan setempat, menepi dan melepaskan rentetan tembakan ke kantor itu.

"Kami semua saat itu sedang berdiri dan setelah dia pergi, orang-orang berlarian untuk memastikan tak ada yang menjadi korban," cerita Erica Wright, yang tempat kerjanya hanya dua ruangan di samping pusat rekrutmen militer itu.

Di AS pusat rekrutmen militer memang biasanya terletak di pusat perbelanjaan atau lokasi-lokasi ramai lainnya.

Abdulazeez kemudian melarikan mobilnya ke Pusat Pasukan Cadangan Angkatan Laut yang berjarak 10 km dari lokasi pertama. Di sana dia menembak mati empat marinir. Di tempat yang sama dia juga tewas diterjang peluru polisi.

Tiga orang lainnya terluka akibat serangan Abdulazeez. Mereka adalah seorang polisi, seorang marinir, dan seorang tentara angkatan laut. Penembakan itu berlangsung selama 30 menit. (Reuters)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI