Suara.com - Filipina akan membuka kembali bekas pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat yang telah ditutup lebih dari 20 tahun lalu.
Filipina bakal menempatkan perangkat militernya di fasilitas itu menyusul sengketa Laut Cina Selatan.
Juru Bicara Departemen Pertahanan Filipina Peter Galvez mengatakan, faslilitas militer dan pesawat serta kapal-kapal angkatan laut siap beroperasi di Teluk Subic.
Subic pernah menjadi salah satu pangkalan militer AS terbesar di luar negeri hingga ditutup pada 1992.
"Lokasinya sangat strategis," kata Galvez, mengacu pada posisi pangkalan itu yang menghadap ke Laut Cina Selatan, yang disebut Manila dengan Laut Filipina Barat.
Setelah Amerika pergi, pangkalan luas yang berjarak dua jam perjalanan darat di utara Manila itu diubah menjadi zona perdagangan dan pusat industri yang mengenakan pajak terhadap perusahaan-perusahaan yang membangun pertokoan.
Pada 2014, Manila menandatangani perjanjian dengan sekutunya, Amerika Serikat, soal akses ke fasilitas-fasilitas militer Filipina sebagai bagian dari rencana pasukan Filipina untuk memperoleh kemampuan pencegahan.
Sedangkan Cina mengklaim sebagian besar Laut Tiongkok Selatan, wilayah yang merupakan jalur perkapalan penting dan strategis serta diyakini memiliki kekayaan minyak dan gas. Cina saat ini sedang menjalankan rekonstruksi pulau rekayasa di wilayah itu. (AFP/Antara)