Suara.com - Sejumlah calon penumpang pesawat terbang di Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya di Sidoarjo, Jawa Timur, mengaku pasrah batal mudik sekaligus merayakan Hari Raya Idul Fitri 1436 Hijriah di kampung halaman akibat ditutupnya bandara menyusul erupsi Gunung Raung.
"Saya sebenarnya berangkat Kamis siang, tapi ditunda malam. Ternyata malam juga batal," ujar Basir, salah seorang penumpang tujuan Makassar ketika ditemui di Juanda, Kamis (16/7/2015) malam.
Ia mengatakan sudah berkoordinasi dengan pihak maskapai dan diinformasikan akan terbang pada Jumat (17/7) pagi, meski semuanya masih dimungkinkan kembali tertunda.
Pria asal Malang tersebut mengaku tak bisa berbuat banyak karena memang pembatalan penerbangan dikarenakan terjadi bencana alam dan cuaca yang tidak memungkinkan.
"Mau bagaimana lagi mas. Kami terpaksa menginap di Bandara sampai terbang ke Makassar," kata lelaki yang mudik bersama delapan anggota keluarganya tersebut.
Hal senada disampaikan Kiky, perempuan asal Lampung yang juga mengaku pasrah tidak bisa mudik dan merayakan Lebaran bersama kedua orang tuanya.
"Sejak siang saya sudah mendengar penutupan bandara. Tapi karena penerbangan malam, saya optimistis masih bisa berangkat. Tapi ternyata gagal terbang karena ada bencana Gunung Raung," kata perempuan berjilbab tersebut.
PT. Angkasa Pura I Juanda Surabaya menyatakan penutupan Bandara Internasional Juanda Surabaya diperpanjang hingga Jumat (17/7/2015) pukul 06.00 WIB akibat erupsi Gunung Raung.
"Informasi dari BMKG, pukul 06.00 WIB besok pagi ada pergerakan debu dan diharapkan tidak mengganggu. Tapi kalau belum bisa maka penerbangan tetap ditunda," ucap General Manager PT. Angkasa Pura I Yanus Suprayogi.
Akibat penutupan yang dilakukan hari ini sebanyak 222 penerbangan dari 16 maskapai baik dari Surabaya atau yang menuju ke Surabaya terpaksa dibatalkan.
Akibat kejadian ini, 9.766 calon penumpang gagal berangkat dan 18.178 penumpang tidak bisa mendarat di Juanda. (Antara)