Suara.com - Guna mengejar target pendapatan pascakebakaran pada Desember 2014 lalu, sebagian besar pedagang Pasar Klewer yang kini menempati kios darurat di Alun-alun Utara Keraton Solo, Jawa Tengah, tidak mengambil libur Lebaran.
Padahal, sebelum Pasar Klewer terbakar, H Lebaran semua pedagang libur selama sehari penuh untuk bersilaturahmi di kampung halaman.
“Sebagian besar pedagang memilih untuk buka di H Lebaran. Ini untuk mengejar target pendapatan pascakebaran,” kata Ketua Himpunan Pedagang Pasar Klewer Solo Kusbani ketika dihubungi Suara.com, Kamis (16/7/2015).
Kusbani menyebutkan pedagang yang memilih libur disaat H Lebaran beralasan tidak memiliki pegawai. Banyak pegawainya yang pulang kampung untuk berlebaran. Selain itu, ada pedagang yang ingin memafaatkan momen Lebaran untuk bersilaturahmi bersama tetangga di kampung halaman.
Meski demikian, Kusbani mengaku tidak mempermasalahkan liburnya pedagang. Sebab momen Lebaran merupakan hari kebesaran yang diperingati setiap setahun selaki, sehingga wajar ada pedagang yang memilih libur.
“Pedagang kemungkinan buka kiosnya agar siang. Soalnya banyak yang menjalankan Salat Ied. Setelah itu pedagang mulai membuka kiosnya,” katanya.
Pascaperesmian kios darurat Pasar Klewer pada pertengahan Juni oleh Wali Kota Solo, F. X. Hadi Rudyatmo, omzet penjualan kini mengalami peningkatan sekitar 20 persen dan diprediksi akan terus menanjak menjelang dan pascalebaran.
“Sudah menjadi kebiasaan, tujuh hari sebelum Lebaran merupakan masa panen pedagang karena banyak masyarakat yang ingin berlebaran dengan pakaian baru. Sedangkan pasca Lebaran, banyak pemudik yang berbelanja untuk oleh-oleh sebelum kembali ke perantauan,” imbuh Kusbani.
Pembangunan kios darurat Pasar Klewer ini dilakukan dengan menggunakan dana anggaran dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, Corporation Social Responsibility dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Pemerintah Kota Solo senilai Rp23 miliar. Kios tersebut ditempati sekitar 1.420 pedagang.
Jasa Pengiriman Paket Pos Meningkat 40 Persen
Plt. Direktur Utama PT. Pos Indonesia, Poernomo mengatakan pengiriman paket tahun ini mengalami peningkatan hingga 40 persen. Peningkatan tersebut terjadi lantaran banyak permintaan pengiriman paket dari masyarakat menjelang Lebaran.
“Peningkatannya cukup signifikan. Karena bersamaan dengan momen Lebaran. Jadi banyak masyarakat yang ingin mengirimkan paket ke luar kota,” kata Poernomo di Solo.
Akibat peningkatan itu, kata Poernomo, pengiriman paket mengalami overload, sehingga pengiriman paket sedikit mengalami keterlambatan terutama untuk tujuan pengiriman paket ke luar Pulau Jawa, seperti Sumatera.
“PT. Pos Indonesia memiliki standar waktu penyerahan pos yakni H+1 barang sampai ke alamat yang dituju. Meskipun belum 100 persen, tetapi saat ini standar waktu penyerahan telah mencapai 90 persen. Jadi akan terus kami tingkatkan,” katanya.
Meski mengalami keterlambatan, pengiriman paket tersebut tetap sampai ke alamat yang dituju. Karena PT. Pos Indonesia mendapatkan pelayanan khusus dari pemerintah. Dimana truk pengangkut logistik kiriman paket PT. Pos tetap diizinkan melintas di jalan yang dilalui pemudik.
“Memang yang menjadi kendala PT. Pos sekarang ini apabila mengirim paket mendekati Lebaran. Kondisi jalannya macet, sehingga membuat pengiriman paket menjadi terlambat.”
Disamping melayani pengiriman paket, PT. Pos Indonesia tengah mengembangkan jasa transaksi, kliring dan pengiriman secara online melalui GaleriPos.com. Pedagang bisa menggunakan situs tersebut secara gratis. Namun, untuk melakukan pengiriman barang atau paket harus melalui PT. Pos.
“PT. Pos Indonesia selama 2015 ini menargetkan 2.500 agen pos baru di seluruh Indonesia. Sampai saat ini telah bergabung sebanyak 26 ribu agen pos di seluruh Indonesia,” imbuh dia. (Labib Zamani)