Ratu Kecantikan Arab Ini Gabung Hacktivist Perangi ISIS

Suwarjono Suara.Com
Rabu, 15 Juli 2015 | 06:35 WIB
Ratu Kecantikan Arab Ini Gabung Hacktivist Perangi ISIS
Lara Abdallat mantan Miss Word Jordania (Twitter)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Perang melawan kekejaman kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) kian meluas. Lara Abdallat, 33 tahun, ratu kecantikan Jordania 2010 dan runner up Miss Word Arab 2011 bergabung dalam kelompok hacker Jordania yang khusus memerangi organisasi ISIS.

Lara yang juga berprofesi sebagai perancang busana, bergabung dengan tim intelijen hacker GhostSec, sebuah kelompok hacktivist yang mendedikasikan khusus untuk memerangi ekstrimis khususnya ISIS.

“Misi kelompok ini menghilangkan keberadaan secara online kelompok-kelompok ekstrimis seperti ISIS, Al Qaeda, Al Nusra, Boko Haram dan Al-Shabaab dalam menghalangi perekrutan kelompok-kelompok ekstrimis dan membatasi mereka untuk merancang tindakan teror internasional,” tulis Vocatif yang memantau laman kelompok hacktivist Jordania. 

Lara Abdallat tidak sendirian dalam bertindak di tim intelijen GhostSec. Menurut laporan pemerintah Yordania, ada sekitar 70 persen dari kelompok perempuan telah bekerja untuk merusak aktivitas online besar-besaran dari kelompok ISIS.

“Ada beberapa aktivis cyber perempuan yang melawan ISIS, dan saya merasa terhormat untuk mewakili mereka. Ini adalah panggilan untuk bangkit dari kita dan panggilan untuk bertindak,” kata Lara kepada Vocativ, Selasa (14/7/2015).

Aksi kelompok ISIS dikenal sangat kejam. Mereka menyebarkan video eksekusi sadis secara online. Inilah salah satu alasan yang memaksa Lara Abdallat bergabung dengan hacktivist untuk melawan propaganda ISIS.

“Kami telah menutup lebih dari 100 situs milik ISIS dan memblokir 55.000 akun Twitter yang digunakan untuk propaganda, ancaman dan perekrutan,” kata Lara.

Cara yang dilakukan para aktivis cyber ini melaporkan konten-konten milik ISIS dan ekstrimis ke situs host dan meminta agar dilakukan penghapusan.  Jika menggunakan saluran resmi ini gagal, mereka akan bekerja dengan senjata digital untuk memaksa penghapusan konten tersebut. (news.com.au)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI