Suara.com - Para pengacara anak buah tersangka kasus suap Otto Cornelis Kaligis mempertimbangkan untuk menggugat praperadilan atas penahanan dan penetapan status tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Selasa malam (14/7/2015).
Salah seorang pengacara dari OC Kaligis Asociate, Alfian Bonjol menyatakan kalau praperadilan bakal menjadi salah satu langkah yang dipertimbangkan untuk perlawanan hukum.
“Upaya praperadilan akan kita pertimbangan, mungkin salah satunya itu,” kata Alfian sambil menahan tangisnya di depan wartawan saat diwawancara di depan Gedung KPK.
Dia juga menuding kalau KPK bertindak sewenang-wenang mentapkan status tersangka dan menahan OC Kaligis.
“Fakyanya bapak kami ditangkap tanpa dasar hukum yang jelas, tanpa didukung bukti bukti yang cukup. Untuk itu dengan upaya hukjum kami akan berkoordinasi untuk perlindungan hukum terhadap OC Kaligis,” seru Alfian lagi.
Sebetulnya kata Alfian, OC Kaligis sudah mengirimkan surat bersedia diperiksa oleh KPK setelah Lebaran, tepatnya pada 23 Juli 2015.
Namun kata Alfian, KPK ternyata malah memutuskan untuk menjemput OC Kaligis di Hotel Borobudur, Jakarta pusat, dan malah berujung pada penahanan.
“Sama sekali tidak ada niat bagi OC Kaligis, menghilangkan barang gukti dan melarikan diri,” kata Alfian.
Dalam perkara ini, Kaligis diduga bersama-sama anak buahnya, M Yagari Bhastara alias Gerry menyuap Hakim PTUN Medan. Dia disangkakan Pasal 6 ayat huruf a dan Pasal 5 ayat 1 huruf a atau b, Pasal 13 UU nomor 20/2001 juncto Pasal 64 ayat 1 juncto Pasal 55 ayat 1 KUHP.
Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) terhadap lima orang di Kantor PTUN Medan, pada Kamis (9/7/2015). Mereka adalah, Ketua PTUN Medan Tripeni Irianto Putro, Hakim Anggota PTUN Medan Dermawan Ginting dan Amir Fauzi, Panitera PTUN Medan Syamsir Yusfan, serta anak buah Kaligis, Gerry.