Meski pemerintah mengatakan jika harga kebutuhan pangan akan stabil menjelang Idul Fitri, namun kenyataan yang dirasakan masyarakat di lapangan berbeda. Harga kebutuhan pokok tetap merangkak naik di pasar. Kenaikan cukup signifikan terjadi pada harga cabai merah besar.
"Ini yang lumayan tinggi naiknya cabe yang merah gede ini, biasanya Rp30 ribuan sekilo, jadi sekarang Rp52 ribu sekilnya," ujar Ramli, seorang pedagang di pasar Bintaro, Jakarta Selatan kepada Suara.com, Minggu (12/7/2015).
Kenaikan harga komoditas pangan lain yang cukup tinggi yaitu daging sapi. Menurut salah seorang pedagang bernama Marzuki, ada kenaikan sekitar 20 persen.
"Kalo daging yang biasa buat rendang, naiknya lumayan ada 20-an persen. Tadinya Rp105 ribu, jadi sekarang Rp130 ribu sekilonya," katanya.
Komoditas lain sebagian besar juga mengalami kenaikan. Seperti kentang yang naik Rp2.000 per kilogram atau daging ayam yang naik sekitar Rp4.000 per kilogram.
Menurut pedagang, mereka tidak ingin menaikkan harga menjelang Idul Fitri. Namun harga modal yang tinggi menyebabkan mereka terpaksa menaikkan harga barang dagangan mereka.
"Sebenernya sih nggak mau naikin. Tapi gimana, orang kita belanjanya dari sana udah naik juga. Ya terpaksa kita naikin juga pas kita dagang," ujar Marzuki.
"Ini yang lumayan tinggi naiknya cabe yang merah gede ini, biasanya Rp30 ribuan sekilo, jadi sekarang Rp52 ribu sekilnya," ujar Ramli, seorang pedagang di pasar Bintaro, Jakarta Selatan kepada Suara.com, Minggu (12/7/2015).
Kenaikan harga komoditas pangan lain yang cukup tinggi yaitu daging sapi. Menurut salah seorang pedagang bernama Marzuki, ada kenaikan sekitar 20 persen.
"Kalo daging yang biasa buat rendang, naiknya lumayan ada 20-an persen. Tadinya Rp105 ribu, jadi sekarang Rp130 ribu sekilonya," katanya.
Komoditas lain sebagian besar juga mengalami kenaikan. Seperti kentang yang naik Rp2.000 per kilogram atau daging ayam yang naik sekitar Rp4.000 per kilogram.
Menurut pedagang, mereka tidak ingin menaikkan harga menjelang Idul Fitri. Namun harga modal yang tinggi menyebabkan mereka terpaksa menaikkan harga barang dagangan mereka.
"Sebenernya sih nggak mau naikin. Tapi gimana, orang kita belanjanya dari sana udah naik juga. Ya terpaksa kita naikin juga pas kita dagang," ujar Marzuki.