Kapolri: Dua Mantan Pilot Indonesia Mungkin Cuma Simpatisan ISIS

Kamis, 09 Juli 2015 | 20:27 WIB
Kapolri: Dua Mantan Pilot Indonesia Mungkin Cuma Simpatisan ISIS
Pelantikan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti di Istana Negara, Jakarta, Jumat (17/4). (Antara)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti mengatakan belum ada bukti dua bekas pilot Indonesia, Ridwan Agustin dari Air Asia dan Tommy Abu Alfatih alias Tomi Hendratno, bergabung dengan ISIS.

"Keduanya sudah di Bogor. Yang bersangkutan secara penyelidikan belum terkait dengan jaringan ISIS, mungkin juga hanya pendukung atau bersimpati. Hanya informasi yang kita terima dia mendukung ISIS sehingga oleh FPI jadi catatan lalu disebarkan ke beberapa negara," kata Badrodin usai menghadiri acara buka puasa bersama di gedung KPK, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis (9/7/2015).

Meskipun begitu, Badrodin mengatakan Polri akan mendalami informasi tersebut.

"Hasil penyelidikan tidak ada. Dia hanya mendukung bukan berarti ikut, jadi masih dalam proses pendalaman. Dugaan kita dia tidak terkait," katanya.

Karena belum terbukti, Kapolri mengatakan mereka tidak dipidanakan.

"Nggak-lah," kata Badrodin.

Seperti diketahui, dugaan kedua lelaki tersebut terlibat dengan ISIS tercantum dalam dokumen rahasia Kepolisian Federal Australia (AFP) yang dibocorkan oleh majalah online The Intercept dan dirilis di situs, Rabu (8/7/2015).

Menurut dokumen AFP, Tomi saat ini bekerja untuk maskapai penerbangan Premiair yang berbasis di Indonesia. Berdasarkan data AFP, dia disebut pernah bergabung dengan TNI Angkatan Udara.

Menurut dokumen, Tomi lulus dari Jeanne d’arc Navy Officer Training College di Prancis pada 2005. Ia juga lulusan Universitas Merdeka di Surabaya pada 2008, setahun kemudian, 2009, lulus dari sekolah instruktur penerbangan TNI.

Selanjutnya pada 2010 Tomi berhenti bekerja sebagai pilot TNI AU dan bergabung dengan maskapai penerbangan Garuda Indonesia. Tahun berikutnya, 2011, dia berhenti dari Garuda dan bekerja untuk Akademi Penerbangan Internasional Bali sebagai instruktur penerbangan bersertifikasi.

Rekam jejak karier Tomi yang terakhir pada 2012 di mana dia bergabung dengan Premiair yang menyewakan pesawat dan helikopter untuk tujuan komersial atau privat.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI