Suara.com - Menteri Kordinator Hukum dan Hak Asasi Manusia, Tedjo Edhy Purdijatno, mengakui bahwa dua orang pilot penerbangan sipil asal Indonesia yang diduga sebagai pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) sudah diawasi oleh Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Satuan Detasemen Khusus 88 dari kepolisian.
Kepada ABC News, situs berita Australia, Tedjo mengatakan bahwa Ridwan Agustin and Tomi Hendratno, sudah diawasi oleh BNPT dan Densus 88 sejak enam bulan silam.
Sebelumnya baik Tedjo, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir, dan Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Polisi Anton Charliyan, mengaku belum bisa memastikan kabar tersebut.
Kabar tentang keterlibatan dua pilot Indonesia dengan ISIS itu pertama kali diungkap oleh majalah online The Intercept, yang berhasil mendapatkan bocoran laporan resmi kepolisian federal Australia (AFP) bertajuk "Operational Intelligence Report, Identification of Indonesian pilots with possible extremist persuasions".
AFP sudah menyebarkan laporan itu ke penegak hukum Turki, Yordania, Inggris, dan Amerika Serikat. Adapun Tedjo tak menginformasikan apakah Indonesia mendapat pemberitahuan juga dari AFP.
Dari laporan itu diketahui bahwa Ridwan, mantan pilot AirAsia dan Hendratno, bekas pilot Premiair, adalah pendukung ISIS. Ridwan bahkan mengatakan ia kini berada di Suriah untuk mendukung ISIS.
AFP melacak dua pilot itu dan dugaan keterlibatan mereka dengan ISIS melalui akun media sosial. Dari akun Facebook Ridwan, AFP mengetahui bahwa lelaki itu kini bekerja sebagai pilot pesawat AirAsia sejak 2010 lalu.
Ridwan diketahui pernah terbang ke sejumlah kota di Indonesia. Dia juga pernah menerbangkan pesawat AirAsia ke beberapa kota di luar negeri seperti Hongkong dan Singapura. Sebelum akun Facebook-nya ditutup, Ridwan sempat memasang sejumlah foto dirinya, mengenakan seragam AirAsia, berdiri di depan pesawat milik maskapai tersebut.
Kini akun tersebut sudah ditutup dan Ridwan diyakini sudah memiliki akun baru, yang menggunakan nama baru, dan di dalamnya menerangkan bahwa ia kini sudah berada di Raqqa, kota pusat komando ISIS di Suriah. Ia diketahui menikahi Diah Suci Wulandari, seorang mantan pramugari AirAsia.
Adapun AirAsia menjelaskan bahwa keduanya sudah tak lagi bekerja untuk maskapai penerbangan asal Malaysia itu.
Menurut laporan 10 halaman yang bertajuk "Operational Intelligence Report, Identification of Indonesian pilots with possible extremist persuasions", diketahui bahwa aktivitas Ridwan di Facebook mulai berubah sejak September 2014.
Ia mulai menggunggah material yang mendukung ISIS, berteman dan berinteraksi dengan pendukung ISIS lainnya, termasuk mereka yang sudah bergabung dengan ISIS di Suriah. Ia juga mulai mengomentari unggahan Heri Kustyanto, anggota Jamaah Islamiyah yang sudah bertempur untuk ISIS di Suriah dan Irak.
Sementara tentang hubungan Hendratno dengan ISIS, diketahui setelah ia mulai mendukung unggahan-unggahan Ridwan di Facebook.
Hendratno diketahui lulus dari sekolah penerbangan pada 1999 dan sempat bekerja sebagai pilot TNI Angkatan Laut. Ia lalu bekerja untuk maskapai Premiair. Ia, dalam akun Facebook-nya, menjelaskan bahwa dirinya menetap di Indonesia.
Adapun Premiair, kepada The Intercept, mengatakan bahwa Hendratno sudah dipecat sejak 1 Juni kemarin.
"Kami dengar dia adalah pendukung ISIS," kata juru bicara perusahaan tersebut. (Sydney Morning Herald/The Australian/abc.net.au)
Menteri Tedjo: Dua Pilot Pendukung ISIS Sudah Diawasi Densus
Liberty Jemadu Suara.Com
Kamis, 09 Juli 2015 | 18:44 WIB
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
BERITA TERKAIT
Pasukan AS Lancarkan Serangan Udara terhadap ISIS di Suriah
12 Oktober 2024 | 20:02 WIB WIBREKOMENDASI
TERKINI