MERS Sebabkan Target Pertumbuhan Ekonomi Korsel Diturunkan
Korsel malah menjanjikan 12 triliun won untuk mengatasi MERS ini.
Suara.com - Bank sentral Korea Selatan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi, Kamis (9/7/2015) hari ini. Ini disebabkan kekeringan melanda dan penyebaran virus sindrom pernapasan Timur Tengah atau MERS.
Gubernur Bank of Korea, Lee Ju-yeol menjelaskan pertumbuhan perekonomian Korea Selatan kemungkinan dikisaran 2,8 persen tahun ini. Sebelumnya Korsel memprediksi pertumbuhannya di angka 3,1 persen April lalu. Bank sentral mempertahankan suku bunga utamanya pada rekor terendah 1,5 persen.
Bulan lalu Kementerian Keuangan Korsel mencatat wabah MERS membuat industri pariwisata dan konsumsi lokal turun. Bahkan Korsel malah menjanjikan 12 triliun won untuk mengatasi MERS ini. Lee mengatakan paket stimulus akan memberikan kontribusi 0,3 persen tiap pertumbuhan pertahun.
Kementerian Pariwisata Korsel mencatat ratusan ribu pengunjung asing, terutama dari Cina membatalkan kunjungan ke Korea Selatan setelah wabah MERS melanda sejak Mei lalu. Kementerian itu mengatakan jumlah pengunjung asing anjlok 40 persen selama empat minggu pertama di Juni, dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Baca Juga: Syahrini Pamer Foto Cium Unta di Gurun Pasir, Warganet: Hati-Hati Ketularan Virus MERS-CoV
Padahal warga Cina menjadi penyumbang terbesar dari sisi bisnis kosmetik, hotel, transportasi, dan restoran. Lee mengatakan masih ada peluang Korsel pulih.
Namun untuk pemulihan di kuartal pertama tahun ini tergantung dari wabah MERS. Begitu juga dengan konsumsi domestik.
Setelah pengumuman bank sentral, Kementerian Keuangan Korea Selatan akan meningkatkan kegiatan promosi dan iklan untuk membawa lebih banyak wisatawan asing ke negara itu. Menteri Keuangan, Choi Kyung-hwan mendorong wisatawan memilih Korsel sebagai tujuan domestik untuk liburan musim panas. (AP/ctvnews)