Driver Gojek Takut Terima Sewa Malam Hari, Bahaya

SiswantoTri Setyo Suara.Com
Rabu, 08 Juli 2015 | 18:57 WIB
Driver Gojek Takut Terima Sewa Malam Hari, Bahaya
Sepeda motor milik driver Gojek tengah mangkal di Jakarta Selatan [suara.com/Bowo Raharjo]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Para tukang ojek mengakui pendapatan mereka meningkat tajam setelah bergabung dengan Gojek. Mereka juga menyadari tingginya minat masyarakat menyewa Gojek tidak disukai oleh tukang ojek yang mangkal.

"Ya lumayanlah, dengan adanya Gojek saya jadi punya penghasilan lebih daripada di rumah," kata driver Gojek perempuan bernama Sumarni kepada Suara.com di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, Rabu (8/7/2015).

Gojek merupakan jasa layanan transportasi yang menggunakan armada ojek sepeda motor berbasis aplikasi mobile.

Sumarni mengaku mengaku tidak takut dengan risiko menjadi driver Gojek, misalnya begal atau pelecehan seksual di jalan raya.

"Namanya sudah risiko, ya kita terima saja. Tapi yakin ajalah, Bismillah saja sebelum aktifitas, Insya Allah nggak ada apa-apa," katanya.

Driver Gojek bernama Syarifah juga mengaku tidak takut dengan risiko bergabung dengan Gojek tidak disukai tukang ojek mangkal.

"Nggak takut ya, soalnya banyak teman Gojek juga kalau di jalan. Kalau ada apa-apa ya tinggal kabarin aja pengemudi Gojek terdekat," ujar Syarifah.

Ia menyarankan kepada pengemudi Gojek perempuan jangan menerima sewaan pada malam hari. Pasalnya, waktu malam merupakan waktu yang rawan kriminalitas.

"Kalau udah malem ya nggak diambil job-nya. Paling malam saya ambil penumpang jam 19.00 WIB, kalau habis jam itu ya saya tolak. Takut soalnya," ujar Syarifah.

Humas PT. Gojek Indonesia, Aji, mengatakan jumlah driver Gojek sampai hari ini, sekitar 12 ribu orang. Ia mengatakan warga yang bergabung dengan Gojek terus bertambah. Setiap hari, bertambah sekitar 200 orang.

"Ada sekitar enam ribu orang lebih yang ada di Jabodetabek, dan sisanya tersebar di kota besar lainnya, seperti Bali," kata Aji.

Terkait dengan penolakan Gojek oleh sebagian tukang ojek yang mangkal di Jakarta, Aji mengatakan reaksi mereka masih dalam batas yang wajar.

"Kalau hanya penolakan sih masih kami anggap wajar. Kecuali kalau sudah sampai ke perusakan, itu baru kami tindak," kata Aji.

Aji menambahkan meski ditolak, Gojek terus tumbuh, buktinya setiap hari tukang ojek yang biasanya mangkal, ikut mendaftar menjadi driver Gojek.

"Kalau dibilang Gojek nyerobot ya nggak, soalnya kan Gojek nggak mangkal di sana," ujar Aji.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI