Suara.com - Kepala Staf TNI AU Marsekal TNI Agus Supriatna mengatakan, berdasarkan hasil investigasi sementara penyebab kecelakaan pesawat Hercules C-130 yang jatuh di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumut, Selasa, 30 Juni 2015 lalu, karena mesin nomor empat mati.
"Hasil investigasi sementara engine nomor empat mati kan. Kalau mati action pilot berarti ambil kecepatan. Nah dia kan sudah terbang rendah, ternyata di situ ada antena yang tingginya lebih dari 105 feet (kaki). Akhirnya dia (pesawat) lari ke kanan tabrak kubah, lalu nabrak ruko itu," kata Agus Supriatna di Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (7/7/2015).
KSAU menegaskan, pihaknya tak membutuhkan tim investigasi dari negara lain karena pihaknya sudah mempunyai pengalaman dalam investigasi pesawat yang jatuh.
"Pesawat Hercules yang jatuh di Medan karena antena milik salah satu stasiun radio. Namun, pemilik antena radio tersebut belum bisa untuk memberikan keterangan. Kita semua sudah punya ahli-ahlinya. Dari situ aja nanti kita bisa analisa," ucapnya seperti dikutip Antara.
Hingga saat ini Tim Disaster Victim Identification (DVI) telah berhasil mengidentifikasi 116 jenazah dan korban yang telah meninggal dunia itu telah diambil pihak keluarganya.
Berdasarkan data manifes, jumlah penumpang Hercules 122 orang, terdiri dari 33 TNI AU, 6 TNI AD dan 83 orang keluarga TNI.
Pesawat militer milik TNI AU itu jatuh di Jalan Letjen Djamin Ginting Medan, Selasa (30/6/2015), sekitar pukul 12.00 WIB, menimpa bangunan tempat pemandian tradisional dan dua bangunan rumah mewah.